Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kekompakan 1 Maret

1 Maret 2018   23:52 Diperbarui: 2 Maret 2018   00:05 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Serangan tujuh puluh tahun lalu

Berhasil tunjukkan keberadaan bangsa kita

Walau harus dijajah lagi oleh Belanda

Namun kita sudah memilih merdeka

Ratusan nyawa prajurit taruhannya

Entah tak terhitung rakyat korbankan jiwa

Tuk serangan umum di Kota Yogyakarta

Kemenangan memang tak bertahan lama

Namun efeknya sampai sekarang kita masih bisa merdeka

Sayang kita lupa sejarah bangsa

Lebih suka berdebat tentang sara

Saling menjatuhkan demi kepentingan mereka saja

Saling menghina jika pendapat tak sama

Lihatlah para pemuda

Kita merdeka karena bersama

Bukan egois ingin menang saja

Korban nyawa sudah biasa

Mereka tak menyerah berjuang untuk kita

Serangan umum itu bentuk kompaknya kita

Bisa tunjukkan di muka dunia

Bahwa Indonesia kita ada

Tak hancur walau diserang Belanda

Tak menyerah walau sering kalah

Ingatlah akan sejarah

Jangan lagi kita terpecah belah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun