Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Paha Oh Paha

23 Desember 2017   18:12 Diperbarui: 23 Desember 2017   18:20 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari sudah mulai malam

Sudah waktunya aku makan

Lalapan ayam jadi pilihan

Paha ayam sambel bawang jadi idaman

Nasi hangat menambah nikmat

Sambel pedas dengan paha hangat

Tak ada yang mengalahkannya

Rasa lapar pun semakin tak sabaran

Paha memang nikmat

Dagingnya berlapis tanpa lemak

Karena dipakai jalan setiap saat

Sama si ayam saat dia sehat

Warung semakin ramai

Hingga ada paha yang lewat

Aku yakin itu bukan paha ayam

Aku yakin itu paha seorang wanita

Paha ... oh paha ...

Tak malu kah paha terbuka

Di warung yang ramai para pria

Paha tak ditutupi sama sekali

Hanya kain yang tutupi pantat saja

Si paha tak ada yang menutupinya

Padahal orang lain sampai malu melihatnya

Itu paha untuk siapa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun