Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pengantin Baru (1)

19 Desember 2017   20:58 Diperbarui: 19 Desember 2017   21:10 1707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan menyelimuti sampai pagi hari ini, seperti biasa akhir pekan ini Santi menunggu kedatangan suaminya yang harusnya datang. Santi dan Andre masih berstatus pengantin baru, baru dua minggu mereka berhasil mengikat hubungan dalam acara ijab qobul. Sayang nasib tak mendukung mereka, pekerjaan memisahkan mereka sementara waktu. Andre harus kerja di Surabaya dan baru bisa pulang seminggu sekali, tepatnya hari ini.

Terlambat, Andre tak datang tepat waktu. Harusnya sore ini mereka bertemu, namun Si Bos di ujung sana tak beri waktu. Walau tahu masih pengantin baru Andre malah diberi tugas lembur dan baru sampai rumah tengah malam di antar bang Ojol idaman.

Sesampai di rumah Andre langsung tidur, tak kuat lagi menahan lelah seharian. Dia lupa bahwa ada seseorang yang sudah menantinya dari tadi, dia lupa dengan Santri wanita yang baru jadi istrinya. Semoga saja dia memaafkanku di esok hari, gumam Andre dalam hati.

Untung bagi Andre, pagi hari senyum masih nampak di wajah Santi istrinya. Berarti dia tak marah karena tadi malam tak ada yang spesial. Kopi pun Santi hidangkan dengan kasih sayang. Pagi ini memang masih dominan awan hitam, hujan pun tak berhenti sejak malam membuat suasana dingin merasuk sampai ke tulang. Tapi bagi mereka yang kasmaran, pagi dingin ini tak terlalu kerasa. Dingin langsung meleleh terkena kehangatan suasana mereka.

Sepertinya semua akan berjalan baik-baik saja pikir Andre. Namun pikiran itu meleset, semua berubah setelah percakapan terjadi.

Bang jadi ketemu sama temanmu ? thu masih hujan. Tanya Santi penuh antusias.

Kayaknya gak jadi, jawab Andre singkat.

Oya Bang ... dingin-dingin gini enaknya ngapain ya ? tanya Santi agak genit.

eeemmmm... Andre mencoba berpikir sejenak

Oya, Andre dapat ide. Sambil agak ngiler dia jawab, Gimana kalau ... kalau ... kita ... makan mie goreng anget sama telur setengah mateng. Pasti enak ... jawab Andre jujur.

Mendengar itu emosi Santi buncah, tanpa banyak komen dia langsung berdiri masuk ke kamar nya. Dan tak bukakan pintu sampai malam saat Andre kembali ke Surabaya untuk bekerja. Apa salahku ?... Gumam Andre seharian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun