Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Solusi Vandalisme di Kota Malang

11 Desember 2017   04:26 Diperbarui: 11 Desember 2017   04:28 2405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencoret-coret fasilitas umum memang marak terjadi dimana-mana, semua kota tak terkecuali terkena dampak jahil orang tak bertanggung jawab. Tak hanya tulisan bahkan banyak pula gambar tidak senonoh dipampang di depan umum. 

Sangat sulit untuk melacak pelaku corat-coret ini, apalagi sebagian besar aktivitasnya dilakukan di malam hari dan tempatnya sepi pula. Sangat tidak mungkin kita menyuruh polisi atau satpam untuk menjaga fasilitas umum satu persatu misalnya ada yang menjaga tembok bawah jembatan, tiang listrik atau jembatan yang sering jadi sasaran.

Nah salah satu solusi yang bisa kita lakukan untuk mengurangi aksi vandalis fasilitas umum adalah dengan cara mencoretnya duluan. Bukan berarti kita ikut-ikutan, namun kita hias saja fasilitas umum tersebut dengan cat yang dibentuk berbagai warna. Jika fasilitas tersebut sudah sangat ramai dengan penuh warna-warni saya yakin vandalism akan bisa terkurangi, setidaknya ada beberapa penyebab:

Pertama, tak ada lagi lahan kosong di fasilitas umum yang menjadi kanvas para vandalis untuk menuangkan apresiasi mereka. Bagaimana mereka mau corat coret, la tempatnya sudah penuh dengan gambar berwarna lagi. Jika mereka paksakan pastilah tulisan mereka tak ada yang mau melihat.

Kedua, jika para vandalis ini memaksa mencoret di gambar atau lukisan yang telah dibuat apik maka di sinilah peran warga sangat krusial. Biasanya kalau suatu lingkungan sudah punya ikon fasilitas yang sudah diwarnai dengan indah pastilah para warga akan senang dan merasa memilikinya, jadi jika ada yang mau merusaknya dengan coretan pastilah para warga sekitar yang akan menolak sekaligus melindungi fasilitas mereka yang indah tadi.

Ketiga, vandalis diarahkan ke hal yang positif. Kita tidak mengurangi kreatifitas mereka, namun kita memberi mereka ruang untuk berkreasi yang luas dan legal pula. Dengan catatan coretan atau gambar yang mereka buat tidak keluar dari norma adat dan tak ada kata-kata atau gambar jorok di dalamnya.

Hal seperti ini juga dilakukan di Kota Malang, salah satu contohnya ada di bawah fly over dekat terminal Arjosari. Fly over yang biasanya berwarna abu-abu dan terkesan kumuh, kini menjadi indah dan penuh warna-warni. 

Tak jarang banyak orang yang tertarik dengan berfoto dengan latar fly over tersebut. Dalam gambar di fly over tersebut terdapat tema khusus yakni topeng Malangan, maka jadilah fly over tematik Kota Malang. Mungkin ini akan berkembang ke tempat-tempat umum yang lain layaknya kampoeng warna dan kampoeng tridi yang sudah dulu terkenal di Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun