Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Penanda Sahur Kami

5 Juni 2017   00:24 Diperbarui: 5 Juni 2017   00:50 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam telah larut, tak ada suara kendaraan lalu lalang

Angin berhembus menembus sela-sela ilalang

Bulan mulai condong ke timur pertanda pagi mulai datang

Sudah dekat waktunya untuk sahur dimakan

Dua Ramadhan sudah kami lalui

Tanpa perlu alarm lagi

Tak perlu suara alarm jam

Tak perlu menunggu berkokoknya ayam

Atau telepon dari orang diseberang

Patrol sahurpun juga tak datang

Ting tong ... ting tong ... Ting tong

Pertanda lima menit lagi

Akan ada yang membangunkan sahur kami

Toooooooooooooooooeeeth.....

Ya itu klakson kereta api

Suaranya menggema sekali

Beratnya menggetarkan bumi

Membuat kami bangun dari mimpi

Dan bersiap melahap sahur kami

Eits jangan lupa gosok gigi

Agar puasanya berkah nanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun