Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Hari Buku Nasional, Kepincut Novel Mbak Tere Liye

17 Mei 2017   21:45 Diperbarui: 17 Mei 2017   21:56 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
beberapa novel Tere Liye yang saya sudah baca dok.pri

Hari ini merupakan hari yang cukup istimewa, kenapa bilang cukup istimewa...? istimewa karena kita sedang merayakan hari buku nasional, bilang cukup karena saya baru tahu ada hari buku nasional dan rasa-rasanya hari ini sama seperti hari biasanya yang telah lalu.hehe mungkin salah satu yang bikin spesial di hari buku Nasional ini adalah Kompasiana, karena saya tahu info ini tadi malam saat ada label haribukunasional oleh admin kompasiana.

Peringatan hari buku Nasional ini mengingatkan masa SD saya belasan tahun yang lalu. Saat itu saya sangat senang saat diajak ke toko buku oleh ayah, alasannya Cuma satu pasti akan dibelikan buku baru. Saat itu saya sedang mengoleksi buku kecil yang bercerita tentang nabi-nabi dilengkapi gambar yang menarik plus harga yang murah, seingat saya harganya 400 rupiah per-bukunya.

Dari kecil sampai dewasa ini saya sangat jarang membeli buku kecuali dibelikan orang tua, buku pelajaran atau soal-soal ujian UN, atau dapat hadiah hadiah dati teman.hehehe hampir tidak pernah saya berpikiran untuk membeli buku fiksi. Untuk masalah buku fiksi baik berupa novel, cergam dll biasanya saya pinjam di perpustakaan sekolah atau perpus takaan kabupaten yang punya koleksi lumayan lengkap bagi saya.

Namun semua itu berubah saat negara api menyerang...

Kisah singkatnya saat itu saya lagi nyari buku kuliah di TogaMas, salah satu took buku besar di malang. Nah karena lagi bosan berkeliaranlah saya mengelili semua rak buku, mulai rak komik, buku agama, buku-buku pelajaran bahkan rak buku tulis pun saya sambangi. Sampai akhirnya perhatian saya tertuju pada salah satu buku di rak novel, kalau tidak salah judulnya Ayahku (bukanlah) Pembohong. Karena mungkin menarik, iseng-iseng saya beli buku novel pertama ini.

Woow ceritanya sungguh keren (ungkapan bagi orang yang jarang baca novel), ceritanya seperti roller coster jungkir balik gak karuan. Bayangkan saja di bagian awal kita dibikin percaya bahwa sang Ayah bukanlah pembohong, kemudian di bagian kita diberi stimulus bahwa sang ayah seorang pengkhayal seperti dongeng dan begitu seterusnya.

Karena sudah kepincut akhirnya saya niatkan untuk membeli novel karya Mbak Tere liye lagi yang berjudul Negeri di ujung tanduk, kemudian lanjut Novel Hujan, dilanjutkan Novel berjudul Pulang, dan terus menerus hingga sampai sekarang saya sudah membaca sekitar 9 buku novel Mbak Tere Liye.

Nah dari cerita pengalaman saya ini ada beberapa refleksi yang perlu kita renungkan di hari buku Nasional ini:

Pertama, Buku masihlah menjadi salah satu jendela ilmu. Walaupun di zaman modern ini peran buku sudah banyak diambil oleh dunia teknologi dan internet, namun buka masih memiliki peran yang sangat vital. Masih ada beberapa keunggulan buku yang belum sepenuhnya dikuasai teknologi sekarang ini missal buku hemat energy, kan gak butuh listrik n dices hehehe

Kedua,Pentingnya budaya membaca buku. Inilah yang harus kita tanamkan pada generasi muda negeri ini. hal ini diperkuat dengan adanya program literasi yang sedang hangat-hangat nya di sekolah. Saya jadi ingat pas kelas 6 SD ada kegiatan banyak-banyakan membaca buku, siapa yang sudah selesai membaca buku bisa dengan bangga menuliskan namanya di belakang buku tersebut dan merekap nya di buku tulis masing-masing.

Ketiga, kualitas buku nasional tak kalah dengan dengan kelas internasional. Hal ini bisa kita lihat dari karya fiksi atau novel. Sangat banyak penulis kita yang karyanya best seller dimana tidak hanya penjualan bukunya yang wooww tapi juga isi ceritanya juga keren. Misalnya buku novel karya mbak Tere Liye tadi.

Keempat, Ayo beli buku. Inilah salah satu wujud apresiasi kita kepada para penulis hebat. Dengan membeli buku para novelis atau penulis dalam negeri, secara langsung kita bisa mengengkat ekonomi mereka dan secara tidak langsung kita memberi semangat kepada para penulis ini untuk lebih giat lagi menciptakan tulisan yang baru dan lebih keren. Dan bagi para generasi muda, mereka akan mulai melirik dunia penulisan ini.

Saya jadi ingat salah satu nasihat senior saya kuliah dulu tentang buku, Dia berkata bahwa setiap bulan kita harus membeli minimal 1 buku. Saat kita ada rezeki banyak maka belilah banyak buku atau buku yang tebal, tapi saat keuangan cekak kita bisa beli buku yang murah seperti cari diskonan atau beli buku bekas juga tak masalah. Intinya budayakan membeli buku setiap bulan demi kebaikan kita nanti. Itu pesannya kepada saya.

Semoga dengan peringatan hari buku nasional ini bisa memupuk semangat membaca buku kita serta semangat membaca siswa-siswi generasi muda yang nantinya akan memimpin bangsa ini dengan wawasan dan kreatifitasnya.. amiiin.

Catatan: saya baru tahu kalau Mbak Tere Liye ternyata laki-laki saat membaca buku yang ketiga dan googling karena penasaran, maaf ya mas Tere Liye teruslah berkarya hehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun