Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Saran untuk Dilema Akun Kompas.com di Kompasiana

2 Maret 2017   11:48 Diperbarui: 2 Maret 2017   11:55 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya baru sadar ada yang berbeda di Kompasiana pada rabu kemarin. Bukan masalah tampilan atau logo kompasiana yang baru, namun ada hal yang membuat saya miris di laman artikel pilihan di halaman depan kompasiana. juga bukan artikel tentang kegaduan politik di negeri ini yang membuat saya mengenyutkan dahi, namun sore itu saya melihat banyak artikel kompas.com yang bertengger di artikel pilihan Kompasiana.

Mengapa saya merasa miris? Ya jelas media sebesar kompas.com kenapa malah masuk di rubrik kompasiana yang notabene merupakan tempat para citizen journalist (jurnalis warga) menuliskan ide-ide nya. Padahal akun kompas.com sebenarnya sudah mempunyai lapak sendiri dan sudah punya tempat atau pembaca setia sendiri, dan kalau tidak salah sebut sebenarnya kompasiana.com merupakan salah satu anak dari kompas.com kan?

Jurnalis warga Vs Jurnalis Profesional

Dalam segi pengalaman dan teori jelas sebagian jurnalis warga akan kalah dengan jurnalis professional (walaupun banyak lo akun kompasiana yang lebih baik hehe), namun dalam segi pendalaman berita biasanya jurnalis warga lebih unggul, karena biasanya para jurnalis warga ini mengalami langsung kejadian yang mereka tulis. Sedangkan jurnalis professional belum tentu bisa menjangkau dan mendalami seluruh berita di seluruh Indonesia bahkan dunia secara akurat 100%.

Bukan maksud membandingkan, namun kedua jurnalis ini memiliki ciri khas dan pembaca mereka sendiri. Misalnya pihak jurnalis kompas ya silahkan publish tulisannya di kompas.com yang sudah memiliki banyak pembaca dan jangan malah masuk di blog warga seperti kompasiana.com donk... walaupun jelas keduanya masih berinduk ke kompas.

Kenapa saya tidak setuju akun Kompas.com ada di Kompasiana.com?

Alasan saya bukan masalah perdebatan antara jurnalis warga dan jurnalis asli, juga bukan pula masalah kualitas tulisannya. Namun lebih karena kesempatan para warga yang memiliki akun di kompasiana akan semakin sedikit tampil di halaman depan kompasiana. seperti yang kita ketahui kompasiana hanya akan memunculkan artikel terbaru di halaman depannya dan beberapa artikel pilihan yang dipampang.

Dengan banyaknya artikel yang di upload akun kompas.com jelas akan menggeser artikel lain yang baru bertengger di halaman depan.

Uniknya semua artikel kompas.com akan masuk di artikel pilihan di kompasiana, walaupun saat saya penasaran dan menjelajah akunnya terekap  di akun kompas.com dari 26 artikel yang di publish tercantum 0 artikel pilihan dan 0 artikel headline. Lihat screenshoot yang saya lakukan rabu kemarin di bawah ini.

slide3-jpg-58b7a240b89373ec043e4192.jpg
slide3-jpg-58b7a240b89373ec043e4192.jpg
Saran saya, alangkah lebih bila akun kompas.com yang bergabung sejak tanggal 16 februari 2017 kembali ke habitatnya alias di website resmi mereka sendiri dan jangan ikut di website keroyokan kompasiana ini. karena sebenarnya kompasiana sudah mempunyai beberapa akun resmi sendiri yang bertugas sebagai admin kompasiana.

salah satu akun resmi kompasiana (foto screenshoot pribadi)
salah satu akun resmi kompasiana (foto screenshoot pribadi)
Maju terus jurnalis warga dan semoga tetap eksis tidak tergusur media-media mainstream lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun