Mohon tunggu...
Hameeda Fuad
Hameeda Fuad Mohon Tunggu... Guru - Creative Teacher Trainer

Saya Hameeda, seorang istri dan ibu dari 4 orang anak. Saya membantu guru agar memiliki cara berpikir kreatif dan inovatif, membantu lembaga untuk memiliki SDM unggul, kreatif dan inovatif melalui kegiatan pelatihan, mentoring dan coaching. Saya menulis modul untuk guru dengan judul 'Make Creativity a Habit'. Modul ini telah diaplikasikan pada pelatihan-pelatihan di pelbagai forum pelatihan lembaga pendidikan di sejumlah daerah diantaranya Aceh, DKI Jakarta, Tangerang, Sukabumi, Kuningan, Tegal, Purwidadi, dll

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelulusan PPG: Sebuah Pengakuan Awal Bukan Final

30 Desember 2022   12:35 Diperbarui: 30 Desember 2022   12:37 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KELULUSAN PPG: SEBUAH PENGAKUAN AWAL BUKAN FINAL

SITI HAMIDAH

Ketika sulit kita berharap diberi kecukupan. Dan itu manusiawi. Musibah bisa diubah menjadi berkah. Sebaliknya kecukupan bisa juga berubah menjadi kelalaian. Ketika kecukupan itu dipenuhi seringkali kita lalai. Inilah tantangan ketika apa yang kita inginkan tercapai dan menganggap ketercapaian itu sebagai final.

Sertifikasi guru dimaksudkan untuk membantu mengatasi masalah ketidakcukupan finansial sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja. Beruntunglah mereka yang telah mendapatkan sertifikasi setelah berbulan-bulan berjuang menjalani Pendidikan Profesi Guru (PPG). PPG ini diharapkan tidak hanya menigkatkan wawasan tapi juga membentuk kebiasaan kerja keras yang konsisten dilakukan untuk mencapai target tertentu dalam waktu yang relatif singkat. Sungguh menguras pikiran dan tenaga di tengah keterbatasan waktu dan fasilitas.

Selamat untuk mereka yang telah lulus menjalani PPG, semoga dapat membantu meningkatkan performa lembaga dan dapat menginspirasi rekan kerja. Semoga honor sertifikasi yang diterima selalu disyukuri dengan menjaga semangat kompetisi untuk membangun kolaborasi. Mereka memenangkan kompetisi melawan kesantaian, kemalasan dan ketidakpedulian.

Tapi tidak sedikit yang beranggapan keliru bahwa lulus dari PPG adalah sebuah peristiwa final; menang atas sebuah kompetisi dan berhak atas imbalan. Setelah kompetisi kehidupan berjalan seperti biasa sambil tetap mendapat imbalan berkala honor sertifikasi. Honor terus berjalan tapi semangat kompetensi sudah pudar. Lebih celaka lagi justru ada yang malah menjadi bagian dari masalah bukan solusi bagi lembaga.

Kelulusan itu justru sebagai awal melanjutkan tradisi belajar dan kerja selama PPG; belajar mencerna, mempresentasikan gagasan, merespon pembahasan dan bekerja di bawah tekanan secara konsisten dalam waktu yang panjang. Kelulusan itu sebagai awal bersyukur secara permanen dengan berbagi kembali pengetahuan yang didapat, menjadi referensi bagi kolega dan menjadi sandaran bagi lembaga. Bukan hanya selalu bernostalgia penderitaan menjalani PPG lalu menjadi benalu bagi lembaga dan pimpinan karena merasa terselamatkan oleh honor berkelanjutan.

Bekasi, 30 Desmeber 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun