Hal tersebut diawali dengan pernyataan Sandi yang menjanjikan bila nanti Prabowo-Sandi menang dalam pilpres 2019, maka ia akan me-review kebijakan pemerintah saat ini terkait penggunaan alat tangkap cantrang.Â
"Jadi Prabowo-Sandi sudah menyampaikan bahwa kami akan melakukan review terhadap kebijakan tersebut, dan siapa yang kita bela, tentunya kita akan bela kepentingan para nelayan."
Menurut Sandi, larangan penggunaan cantrang mempengaruhi hasil tangkapan ikan oleh nelayan. Ia mengaku sering mendapat keluhan nelayan cantrang mengenai perizinan kapal cantrang.
Susi kemudian menanggapi melalui akun twitter pribadinya. Ia menyebut Sandi sebagai pemimpin yang tidak memiliki visi berkelanjutan. "Pemimpin yang tidak memiliki visi keberlanjutan NO WAY!!!," cuit akun @susipudjiastuti ketika membalas berita detik, Jum'at (22/3). Ini bukan kali pertama Susi dan Sandi bersikap berseberangan.Â
Pada Oktober 2018, Sandi menyatakan bahwa pemerintah saat ini mempersulit  perizinan penangkapan ikan di Indramayu. Susi pun kemudian meminta Sandi agar tidak membawa ekonomi perikanan kedalam politik.
"Saya marah, dan ini sudah diingatkan. Jangan bawa ekonomi perikanan ke politik," ucap Susi pada wartawan Rabu 17 Oktober 2018.
Pro Kontra Cantrang dalam Pusaran Pilpres 2019
Penggunaan alat tangkap cantrang memang masih diperbolehkan beroperasi meski khusus pada wilayah tertentu. Namun nelayan cantrang dapat dikatakan tidak begitu puas karena pada hakekatnya upaya pelarangan cantrang sewaktu-waktu dapat kembali terjadi.Â
Artinya terjadi ketidakpastian hukum bagi nelayan cantrang atas aktivitas penangkapannya di kemudian hari. Hal ini yang membuat nelayan cantrang menganggap perhelatan pemilu tahun ini merupakan harapan bagi masa depan demi legalitas cantrang, utamanya dalam pilpres 2019.
Susi yang notabene berada di kubu petahana, tentu ini menjadi beban bagi Jokowi sebagai capres nomor urut 1 untuk mendapatkan kepercayaan dari nelayan cantrang.
Melihat adanya hubungan yang tidak akur antara Susi dan nelayan cantrang, hal ini menjadi peluang besar bagi oposisi untuk mendulang suara mereka.