Mungkin malam ini kopimu habis
Sehingga aku memandang gang sempit ini seorang diri
Namun ketika letih melarutkanku bersama pekat
Seduhan kopimu lebih manis lagi hangat
Kau bercakap-cakap dengan langit
Sembari mengataiku
Suatu ketika suara langkah kita saling beradu
Tapi mulut dan wajah lebih menyukai sunyi
Jarak raga mendekat
Sementara jiwa berlari membelakangi
Sampai bunyi gesekan sandal berpindah
Lompat menjadi hawa bara dalam dada
Jauh tanpa sekat
Dan kau mengadukanku pada Tuhan
Agar sekat benar-benar tercipta
Sehingga suara sandalku tak kau dengar lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H