Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Di Pijakan Sendiri

5 Januari 2020   22:01 Diperbarui: 5 Januari 2020   22:04 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berganti kostum,
Pemain tetap sama
Apakah artinya berbeda tapi serupa atau serupa tapi berbeda?
Tidak satupun penonton protes
Jelas! Penontonnya pun sama

Apakah kita hanya mampu berpura-pura?
Berpura-puralah tak tahu atau tak memikirkan

Di koran terpampang keperkasaan yang layu seperti bunga kekurangan air
Mungkinkah keperkasaan itu tergadaikan hutang yang beranak pinak?
Lebih baik kita tenggelamkan saja pulau-pulau ini, habis!
Tanpa sisa!
Biar leluasa mereka mencuri di lautan luas
Dan kita menjadi ikan yang digiring umpan lezat lalu dijaring dan akhirnya disajikan di meja hidangan

Mungkinkah terlalu takut berdiri di pijakan diri sendiri?
Sampai-sampai untuk tidur pun harus membayar
Rambut-rambut pun rontok digadaikan
...

Tidak, tidak.
Aku ingin menghapus kepura-puraan ini

Karena kami peduli
Nasib bangsa dan negara kami

Berjaya di pijakan sendiri
...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun