Hilang, wewangi tanah ini
Merekah kulit ingin tertawa
Bersama Debu
Diterbangkan pepohonan tumbang
Serakah bodoh
Berdasi atau bersendal jepit
sama saja
Hujan kapan gerangan
Datangmu didamba tetua bercaping
Dengan Sisa kulit yang keriput
Ototnya telah kerontang
Bersama piring yang kosong
Hujan Kapan bertamu
Ke tanah kami yang merindu
Keringat usang menguap
Berubah menjadi hutang
Hujan kapankah datang
Jika kemari datanglah dengan senyuman
Agar nanti ketika menanam
Padi kami tak tenggelam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!