Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Senyumannya

25 Desember 2018   21:47 Diperbarui: 25 Desember 2018   21:59 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senyuman diantara peluh. Lekat. Tak pudar. Di jarum jam sepuluh.
Malam. Memandang.
Langit rekah tersipu.
Berkat senyuman semanis madu.

Sedari lahir. Memang begitulah.
Tertawa. Membahagiakan tiap jiwa memandang.

Manusia tanpa susah. Dijuluki.
Jika pun lupa nama, senyumnya menggantikan identitas kemanusiaan.

Apalagi yang mesti kugoreskan
Untuk mendefinisikan senyum macam apa padanya

Biar saja menjadi sedekah
Dari kepribadian luhur kejujuran
Memanusiakan manusia
Memaknai makna

Coba tengok
Selepas marah
Duka kan meleleh, menguap
Lari tunggang-langgang

Alam semesta malu
Tercandu

Sudahlah,
Ini sebagian kecil tentang senyumnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun