Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sandiwara

6 September 2018   05:26 Diperbarui: 6 September 2018   05:29 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lakon baik melawan lakon dianggap baik

Nyatanya,

Penjahat kakap duet dengan penjahat kelas gajah

Penuh pura-pura

Apalagi hura-hura

Lama kelamaan

Jadi huru-hara

Penonton latah

Lupa antara realitas dan sandiwara

Sutradara tepuk tangan

Jingkrak kegirangan

Produser angguk-angguk

Siap raup pundi-pundi dolar

Tak peduli rupiah terhimpit menjerit

Senyum di panggung

Lepas sandiwara padahal beringas,  taring mengganas

Protes,  pasti digilas

Ditarik masuk panggung, diberi kursi

Kaki kursi dipatahkan dan ditendang keluar panggung

Mulut vokalmu terbungkam payah

Penuh kepura-puraan

Tawa dipaksakan

Tangis hanya di batin

Sandiwara hanyalah sementara

Bila masanya tiba

Lapuk dan tunduk

Baik buruk dalam timbangan Tuhan

Pastilah diganjar setimpal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun