Pulau Lombok, kadang menjadi salah satu pulau yang seringkali disanding-sandingkan dengan Pulau Bali, selain karena budaya di dalamnya, tentu karena keindahan alamnya yang juga tak kalah mempesona. Beberapa destinasi wisata yang mungkin sudah banyak sobat ketahui, seperti hamparan pantainya yang indah, air terjunnya yang indah dan eksotis, keindahan 3 (tiga) gilinya yang bahkan sudah mendunia.
Makam ini sejarahnya, menurut penuturan salah satu tokoh adat yang ada di Pulau Lombok yaitu Ahmad Marzuki berdasarkan Takepan yang ada (Takepan merupakan karya sastra masyarakat suku sasak peninggalan orang-orang terdahulu ), bahwa yang dimakamkan di makam tersebut bukanlah seseorang sebagaimana makam-makam bersejarah pada umumnya, namun menurut Takepan yang ada bahwa yang dimakamkan adalah sebuah benda pusaka yakni sebuah penginang (wadah tempat masyarakat suku sasak biasa menaruh daun sirih) dan copok manik (Wadah berukuran lebih kecil dari Penginang untuk menaruh buah).Â
Namun dari penafsiran yang ada bahwa pusaka yang disebutkan dalam Takepan tersebut tidak lain hanya merupakan sebuah "bentuk" yang dibalik itu terdapat makna tersendiri. Kata "manik" dalam bahasa sasak berarti ucapan, adapun penginang merupakan sebuah wadah.Â
Sehingga beberapa masyarakat juga memaknai bahwa esensi dari makam tersebut adalah tentang sebuah nilai berkaitan dengan cara hidup, prilaku, dan ucapan yang senantiasa harus mengacu pada norma-norma yang diajarkan oleh nenek moyang suku sasak.
Oleh karena itu, beberapa pantangan atau larangan yang berlaku bagi masyarakat yang mengunjungi makam ini, atau hanya sekedar melakukan pendakian dan menikmati keindahan alam di sekitarnya adalah harus menjaga lisan, dan perilakunya.
Situs Makam Kubur Suri ini sendiri masuk ke dalam wilayah Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Gunungsari, Desa Mekarsari. Sehingga untuk mencapai makam ini, sobat terlebih dahulu harus mengunjungi Desa Mekarsari dan melakukan perjalanan sekitar 45 menit menuju dusun terakhir yang ada di Desa Mekarsari, yaitu Dusun Sempeni. Sementara untuk sampai ke puncak bukit tempat situs makam ini berada, sobat membutuhkan waktu normal 4 jam berjalan kaki dan melakukan pendakian dari Dusun Sempeni sampai dengan puncak bukit. Namun jangan khawatir, selama di perjalanan, sobat akan disuguhkan dengan pemandangan-pemandangan alam yang tidak kalah indahnya, dan perjalanan tak akan terasa melelahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H