sejak Covid 19 menimpa Indonesia, banyak pelaku usaha makro dan mikro yang mengalami dampak, terutama para karyawan yang bekerja di bidang produksi dan jasa. sebut saja, produksi makanan alias rumah makan, pemilik konveksi dan pemilik mall mengalami penurunan pendapatan. akibarnya banyak karyawan yang terpaksa di rumahkan. karyawan swasta banyak yang mengalami PHK massal, sementara bandian dana yang dijanjikan pemerintah tidak kunjung datang. Â
kondisi inilah yang membuat masyarakat mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, dengan cara menjadi pedagang angkringan. angkringan ini adalah penjual copi, teh dan nasi kucing dengan bermodalkan gerobak dan kopi. rata-rata pendapatan mereka perhari sebesar Rp. 500 ribu, sementara modal mereka sebesar Rp. 250.000.Â
Artinya para pelaku usaha kecil angkringan bisa meraup untung sebeasr 50% dari modal. keuntungan ini cukup bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan, apalahi memulai usaha di tengah situasi covid 19. namun tidak sedikit dampak dari merabaknya warung angringan ditengah lingkungan masyarakat. :Â
1. banyak pemuda yang tidak mengindahkan waktu
2. Pemandangan di sudut-sudut jalan menjadi kurang pas
3. menimbulkan persaingan antara pedagang
4. pedagang bebas menjual barang, termasuk barnag haram seperti birÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H