Mohon tunggu...
Hamdani Mulya
Hamdani Mulya Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan Guru SMAN 1 Lhokseumawe, Provinsi Aceh

Menulis artikel Sastra, Linguistik, dan Esai "Menulis adalah mengukir sejarah dalam kenangan wajah zaman." (Hamdani Mullya)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Tgk. Ibrahim Pmtoh Membangun Khazanah Sastra Melayu dengan Hikayat

5 November 2024   10:18 Diperbarui: 5 November 2024   19:42 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Tgk.Ibrahim Pmtoh (Sumber gambar aspost.id)

Tgk. Ibrahim juga mengoleksi Hikayat Raja-raja Pasai, hikayat yang sudah langka dan dicari-cari kolektor naskah hikayat saat ini. Namun naskah yang ada di rumah Tgk. Ibrahim itu hanya berupa naskah foto kopi yang didapatkan dari gurunya Tgk. Adnan pada tahun 1990-an. Nama Tgk. Ibrahim Pmtoh dimuat sebagai referensi pembelajaran sastra khususnya materi biografi tokoh hikayat dalam buku berjudul 22 Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya di SMA-MA/SMK karya Dr. E. Kosasih, M.Pd. dan Endang Kurniawan, M.Pd. penulis nasional. Serta menjadi rujukan pembacaan hikayat di sekolah yang diperkenalkan oleh guru bidang studi Bahasa Indonesia.

Seperti dilansir harianrakyataceh, Berikut dibahas mengenai asal usul nama Pmtoh

  1. Mengenal Pmtoh
    Pmtoh adalah suatu genre (jenis) seni tutur Aceh hasil karya Tgk. Adnan Pmtoh. Dalam tulisan ini penulis ingin mencatat bahwa Pmtoh merupakan asli milik kepunyaan masyarakat Aceh. Bukan milik hasil kreativitas daerah lain dan bukan pula milik kreativitas masyarakat dunia Eropa atau Amerika. Di sini kita perlu menulis "surat budaya" dengan stempel basah bahwa pmtoh itu merupakan milik tulen kebudayaan Aceh.

Ihwal itu berdasarkan persepsi pertimbangan bahwa saat ini Pmtoh sudah menembus pasar internasional yang dikembangkan oleh beberapa orang berkebangsaan Eropa dan Amerika. Kita khawatir suatu ketika nanti Pmtoh diberi label (merk) dan dianggap kepunyaan keseniaan Eropa dan Amerika. Seperti kasus seudati dan saman Aceh yang pernah menggema di beberapa negara Eropa dan kini menjadi pelajaran ekstrakurikuler di setiap sekolah yang ada di Daerah Khusus Ibu (DKI) Kota Jakarta. Seudati dan saman sering mendapat gemuruh tepuk tangan penonton saat dipentaskan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) maupun di balai pertujukan lainnya. Demikian pun, seudati dan saman adalah asli milik masyarakat Aceh yang kini menjadi bagian dari kekayaan budaya nasional.

Sekali lagi kita tegaskan bahwa Pmtoh itu asli kreativitas Tgk. Adnan yang pada mulanya muncul dan dipentaskan dalam bus antar kota-antar provinsi perusahaan Pmtoh. Walaupun ada orang yang memplesetkan kata "Pmtoh" menjadi "Pohtem". Pohtem artinya: memukul (poh/peh) dan kaleng (tem) berarti: panci, wajan, ember, dan aksesoris lainnya.

Karena benda-benda inilah yang sering digunakan oleh Tgk. Adnan sebagai dekorasi dalam bermain Pmtoh. Menurut beberapa pengamat dan sumber yang akurat memaparkan bahwa nama Pmtoh diambil dari nama bus Pmtoh, karena suara klakson bus Pmtoh pada awal kemunculan Pmtoh mirip suara seruling yang ditiup oleh Tgk. Adnan saat bermain Pmtoh. Ada juga sebagian pengamat hikayat berpendapat bahwa Tgk. Adnan mampu meniru suara klakson bus Pmtoh, sehingga nama itu melekat pada diri Tgk. Adnan Pmtoh.

2. Pmtoh Genre Seni Tutur Aceh yang Unik Pmtoh merupakan genre (jenis) seni tutur, karena kesenian ini merupakan seni bercerita. Pertujukan Pmtoh adakalanya juga disertai dengan naskah walaupun pemain Pmtoh telah menghafal naskah. Ada juga yang tidak menggunakan naskah, hikayat langsung diungkapkannya dengan serta merta dan dilantunkan dengan kalimat-kalimat indah dihiasi sajak dan ritma-ritma yang begitu apik. Lakon dan tokoh yang diperankan oleh seniman ini begitu komplit. Namun, uniknya Tgk. Adnan hanya bermain pmtoh sendiri dengan berperan menjadi puluhan karakter tokoh dalam cerita. Dengan dibantu oleh seorang asisten yang tugasnya mengambil aksesoris yang dibutuhkan.

Tgk. Adnan Pmtoh sudah lama almarhum adakah yang meneruskan perjuangan hasil kreativitasnya? Jawabannya tentu ada. Mereka adalah Tgk. Ibrahim Pmtoh pembaca hikayat Aceh yang berdomisili di desa Teumpok Aceh, Kec. Tanah Luas, Kab. Aceh Utara dan Agus Nur Amal Pmtoh putra kelahiran Sabang, alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang pernah tayang di beberapa stasiun televisi Jakarta. Agus Nur Amal Pmtoh dalam tampilannya agak berbeda dengan Tgk. Adnan, karena Agus Nur Amal dekorasinya lebih modern dan syair-syair naskah Pmtoh diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu agar semua orang se-nusantara memahami isi cerita yang dipentaskan.

Ada keunikan lain dari Pmtoh yaitu seorang pemain seni tutur ini harus mampu bermain musik seperti meniup seruling, bermain gendang maupun menabuh rapa-i, dan harus bisa bernyanyi. Jika tidak, maka Pmtoh akan terasa hambar dan kurang sedap.

Jika ingin mengetahui lebih jelas mengenai silsilah Tgk. Adnan Pmtoh silakan anda baca di web: https://gemasastrin.wordpress.com, karya anak muda berbakat Herman RN yang telah mengulas panjang lebar tentang kehidupan Tgk. Adnan. Pmtoh bukanlah jenis pementasan yang hanya lebih menonjolkan gerakan, mimik, dan aksesoris. Melainkan disebut dengan seni tutur yang begitu komplit. Mengingat modelnya yang serta merta dan membutuhkan skill (keahlian) khusus. Pemain Pmtoh harus punya kecepatan menghafal, berpikir secara cermat, memiliki seni tinggi, dan harus memiliki ketajaman indera dan kelebihan lainnya. Jika dibuat ajang pemilihan aktor terbaik dalam kategori seni tutur, maka kemungkinan besar pemain Pmtoh yang akan menjadi juara I dan layak diberikan tropi yang sesuai.

Demikianlah Pmtoh terkecoh dunia. Membuat penonton terpingkal-pingkal tertawa. Hanya sampai di sini saja tulisan singkat ini. Semoga bermanfaat bagi para pecinta seni dan budaya Aceh yang bermartabat. 

Penulis: Hamdani Mulya, S.Pd Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Lhokseumawe dan Pengamat Sastra Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun