Menulis Berdakwah Melalui Media
Oleh Hamdani MulyaÂ
Guru SMAN 1 Lhokseumawe dan Pegiat Literasi di Forum Penulis Aceh
      "Hai anakku, dirikanlah shalat, perintahkanlah yang makruf dan cegahlah dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." (QS. Luqman : 17).
      Dalam ayat ini merupakan nasihat Luqman Al-Hakim kepada anaknya tentang pentingnya mendirikan shalat, memerintahkan yang makruf (kebaikan), dan mencegah yang mungkar (kemungkaran). Ia juga mengajarkan anaknya untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan kesulitan. Semua hal ini adalah kewajiban yang ditetapkan oleh Allah dan harus dilaksanakan oleh setiap muslim.
      Dalam surat Luqman, ayat 17 di atas Allah Swt memerintahkan  kepada hamba-Nya untuk menjalankan misi dakwah untuk saling menasihati dalam mengarungi kehidupan. Dakwah merupakan suatu pekerjaan mulia yang dilakukan oleh para dai atau penceramah.
Menurut Kusnawan, dkk (2009) secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu Da'a, Yad'u, Da'watan, yang berarti ajakan, seruan, undangan dan panggilan. Sedangkan secara istilah berarti menyeru untuk mengikuti sesuatu dengan cara dan tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Bakhial Hauli dakwah adalah suatu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain.
Menurut Syekh Muhammad Al-Ghozali dalam bukunya Ma'allah mengatakan bahwa dakwah adalah program pelengkap yang meliputi semua pengetahuan yang dibutuhkan manusia, untuk memberikan penjelasan tentang tujuan hidup serta menyingkap rambu-rambu kehidupan agar mereka menjadi orang yang dapat membedakan mana yang boleh dijalani dan mana kawasan yang dilarang (Aziz, 2004).
Dalam bahasa yang sederhana dakwah dapat diartikan sebagai perbuatan yang mengajak manusia untuk berbuat kebajikan sesuai syiar ajaran Islam yang luhur dan meninggalkan keburukan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Banyak jalan yang dapat ditempuh oleh para pendakwah atau dai dalam mengemban risalah menyeru umat untuk senantiasa menjalankan perintah Allah Swt dan meninggalkan larangan-Nya. Sebagian besar para penceramah berdakwah di mimbar masjid, ada juga yang berdakwah di madrasah sebagai guru agama, para ulama berdakwah di pesantren sebagai guru pengajian, dan para sarjana muslim berdakwah sebagai dosen di perguruan tinggi atau universitas Islam. Model-model dakwah tersebut dilakukan oleh para cerdik pandai dan intelektual muslim dalam bentuk lisan yang berupa ceramah atau siraman rohani.
Dalam khazanah peradaban Islam banyak juga kalangan ulama dan cerdik pandai yang berdakwah melalui tulisan. Dakwah melalui tulisan dapat ditemukan dalam karya tulis berbentuk kitab dan buku. Menulis merupakan salah satu tradisi intelektual muslim yang sudah berkembang berabad-abad lamanya.
Menulis Tradisi Para Ulama dan Intelektual Muslim
Untuk melihat geliat literasi kaum muslimin dapat dibaca pada lembaran-lembaran sejarah masa lampau dalam buku-buku sejarah peradaban manusia. Hal itu dapat terlihat bahwa para ilmuan dan cerdik pandai Islam telah mengukir sejarah peradaban yang agung pada masa keemasan khazanah ilmu pengetahuan. Khazanah karya intelektual muslim Timur Tengah misalnya dapat dilihat dengan lahirnya buah karya para ulama sekaliber Imam Syafi'i seorang penulis muslim ternama yang karyanya sangat kaya dengan literatur khazanah Islam.