Menurut Atika Ayu Mahmuda (2022) Dakwah sendiri bisa dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat jika memiliki sebuah inovasi dalam penyampaiannya, maka dari itu ustad milenial dituntut untuk bisa berinovasi dalam menyebarkan kajian dakwahnya kepada masyarakat, namun dengan perubahan zaman yang semakin berkembang dengan pesat mampu mengubah pola gaya dakwah yang tadinya terkesan hanya begitu-begitu saja kini mampu menarik banyak minat masyarakat untuk dapat menyaksikan dakwah.
Atika Ayu Mahmuda dalam penelitiannya memaparkan bahwa Ustad Hanan Attaki ialah salah satu dari banyaknya ustad yang berdakwah menggunakan media sosial dalam membantunya menyebarkan dakwah kepada masyarakat. Ustad Hanan Attaki terkenal dikalangan para kaum remaja dikarenakan kajian dakwahnya yang mengarah kepada permasalah anak muda, serta dalam berdakwah ia menggunakan bahasa yang ringkas, mudah dimengerti serta lemah lembut.
Tak hanya itu, Ustad Hanan Attaki pun memiliki penampilan yang menyerupai anak muda, tujuan ia menggunakan itu semua dalam berdakwah tak lain ialah ingin menarik minat anak muda untuk mendengarkan kajianya dan tetap berada di jalan Allah melalui kajian-kajian dakwah yang ia sampaikan pada media sosialnya. Ustad Hanan Attaki menggunakan media sosial seperti instagram dan youtube dengan tujuan tercapainya suatu dakwah kepada sasaran dakwahnya, terutama kaum remaja dan 89% followers Ustad Hanan Attaki ialah kaum remaja.
Saudara-saudara yang terhormat! Apakah Anda seorang penceramah, ustad, guru, dosen, insan pers, jurnalis, penulis buku, aktivis muslim, dan siapapun Anda sebagai seorang insan yang mencintai risalah dakwah. Ayolah menulis walau hanya satu kalimat yang mengandung nilai dakwah yang mengajak manusia ke arah yang diridhai oleh Allah Swt. Kalimat-kalimat bijak dan petuah-petuah penuh hikmah dapat Anda sampaikan dalam karya tulis yang bermanfaat bagi pembaca.
"Menulislah walau hanya beberapa kalimat yang mengandung dakwah, hikmah dan petuah, yang menjadi madu bagi pembaca, yang akan diteguk di surga nantinya. Janganlah engkau menulis kalimat panjang lebar, yang menjadi racun bagi pembaca, racun yang akan engkau teguk di neraka nantinya." Selamat membaca dan menulis, karena membaca dan menulis merupakan tradisi intelektual muslim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H