Mohon tunggu...
Hamdani Mulya
Hamdani Mulya Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan Guru SMAN 1 Lhokseumawe, Provinsi Aceh

Menulis artikel Sastra, Linguistik, dan Esai "Menulis adalah mengukir sejarah dalam kenangan wajah zaman." (Hamdani Mullya)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menulis Berdakwah Melalui Media

2 November 2024   17:49 Diperbarui: 3 November 2024   08:42 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abu Abdullah Muhammad bin Idris al-Syafi'i atau Muhammad bin Idris asy-Syafi'i yang akrab dipanggil Imam Syafi'i (Lahir : Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H/767 M - Wafat : Fusthat, Mesir 204 H/819 M) adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri madzhab Syafi'i. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muthalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Nabi Muhammad.

            Imam Syafi'i merupakan ulama besar yang digolongkan dalam tokoh literasi Islam sangat produktif pada masanya melahirkan ratusan judul kitab. Karya tulis hasil buah pena Imam Syafi'i yang paling terkenal diantaranya adalah Ar-Risalah.

Kitab "Ar-Risalah" merupakan karya pertama tentang ushul fiqh dan kitab "Al Umm" yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam Syafi'i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Ia mampu memadukan fiqh ahli Irak dan fiqh ahli Hijaz. Imam Ahmad berkata tentang Imam Syafi'i, "Beliau adalah orang yang paling faqih dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah."

Thasy Kubri mengatakan di Miftahus Sa'adah, "Ulama ahli fiqh, ushul, hadis, bahasa, nahwu, dan disiplin ilmu lainnya sepakat bahwa Syafi'i memiliki sifat amanah (dipercaya), memiliki kredibilitas agama dan moral, zuhud, wara', takwa, dermawan, tingkah lakunya yang baik, dan derajatnya yang tinggi."

Untuk khazanah peninggalan masa kegemilangan kejayaan intelektual nusantara diantaranya dapat dilihat dengan lahirnya karya ulama nusantara seperti kitab yang ditulis oleh Syeikh Abdurrauf as-Singkili atau Teungku Syiah Kuala seorang ulama besar dari Aceh, Syeikh Imam Nawawi Al-Bantani dari Banten, dan syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari dari Kalimantan Selatan.

Menulis dan Dakwah di Era Modern

Rasulullah Muhammad Saw memerintahkan umatnya untuk berdakwah dalam hadis berikut. Dari Anas bin Malik, Rasulullah Saw bersabda: "Sampaikanlah dariku walau satu ayat." (HR. Bukhari dan Muslim). 

Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Saw sangat mengutamakan penyampaian ilmu kepada umatnya. Banyak ulama yang mengartikan hadis ini sebagai perintah untuk berdakwah dan menyebarkan ilmu pengetahuan.

Seiring perkembangan zaman yang serba modern yang dipengaruhi oleh teknologi informatika komputer di segala bidang. Para ulama dan penulis muslim juga mengikuti model dakwah yang lebih modern. Selain dakwah yang dilakukan melalui pengajian-pengajian di pesantren dan ceramah di mimbar-mimbar secara lisan. Aktivitas dakwah juga dapat dilakukan dengan menulis di berbagai media cetak seperti menulis di rubrik Mimbar Jum'at di surat kabar harian Waspada, menulis di kolom agama pada majalah, tabloid, jurnal, sangat teristimewa buku pelajaran agama juga merupakan produk unggulan media dakwah yang dilakukan dalam bentuk karya tulis.

Menulis di media merupakan tugas para sarjana dan intelektual dalam upaya berdakwah menyampaikan pesan-pesan agama. Karena media saat ini telah menjadi pusat perhatian semua kalangan. Selain berdakwah melalui buku dan surat kabar, bahkan media televisi, radio, link (laman) website, ebook, chanel youtube juga sudah digemari oleh generasi muda saat ini. Maka sudah sepatutnya media tersebut digunakan oleh pendakwah sebagai sarana. Seperti berdakwah di televisi oleh beberapa ustad dalam acara kuliah tujuh menit. Serta ustad kondang melakukan ceramah siaran langsung di chanel youtube yang disaksikan oleh ribuan penonton di seluruh penjuru dunia.

Para pelaku dakwah, sudah seharusnya memanfaatkan media baru beserta aplikasi-aplikasinya sebagai sarana dalam berdakwah. Berbagai media itu, bermanfaat untuk menanamkan nilai, ideologi, atau gagasan yang dipandang penting. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Teknologi Informasi seperti televisi maupun internet sangat bermanfaat sebagai sarana dakwah yang memiliki jangkauan yang lebih luas dan dapat dengan mudah dapat diakses oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun