CERITA TUKANG CUKUR DICAKAR HARIMAU
(Pentigraf)
Wak Karut sekali ini memang bernasib naas. Kepalanya luka-luka setelah mendengar cerita si tukang cukur mengenai seorang pengunjung yang masuk ke kandang sirkus. Tidak lama kepala dan wajah pengunjung itu dicengkeram harimau sirkus. "Bagaimana bisa pengunjung itu bernasib naas?" tanya Wak Karut dalam hati. Dari cerita si tukang cukur rupanya pengunjung itu kesasar dan lalu jadi bulan-bulanan sang harimau.Bagaimana pula ceritanya, kepala Wak Karut yang ikut-ikutan tercabik? Teringat dulu ada cerita dua orang kembar, jika satunya sakit maka kembar yang satunya juga ikut-ikutan sakit. Apakah Wak Karut dan pengunjung itu sedarah dan kembar? Tidak, ini cerita lain. Semula Wak Karut berniat hendak memangkas rambutnya ke tempat biasa. Tetapi karena ramai, ia mencari tempat lain. Di sinilah awal penderitaan Wak Karut menahan pedih seperti dicengkeram harimau.
Mendengar cerita si tukang pangkas, Wak Karut mulai hanyut dan terbawa suasana. Terasa sangat nyata baginya pedihnya dicengkeram harimau. Ia terkenang bagaimana harimau itu menggigit kepalanya lalu mencakar-cakar persis di wajahnya. Sakit.., oii! Â Alhasil wajah Wak Karut luka-luka. Rupanya pisau cukur yang majal milik si tukang pangkas adalah penyebabnya. Wajahnya pedih tergores mata pisau di sana-sini. "Tukang pangkas siwalan, pisau sudah tumpul masih saja dipakai!" Tobat, Wak tidak lagi akan kembali ke tukang pangkas ini yang disebutnya pawang kandang harimau ini. Sumpah!
Uu. Hamita(Hamdani)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H