Mohon tunggu...
Hamdan Husein
Hamdan Husein Mohon Tunggu... Pelajar dan Petani -

Mahasiswa di STFI SADRA Jakarta, Pernah juga kuliah di IAIH Hamzanwadi Pancor. Senang membaca novel detektif seperti Sherlock Holmes dan novel romantis, & lain-lain. Akun Fb Hamdan Husein. Email: hamdanbaru@yahoo.co.id dan ham4a14@gmal.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Zainul Majdi, Tuan Guru, Mahasiswa, Sekaligus Gubernur

30 Januari 2016   02:49 Diperbarui: 30 Januari 2016   03:01 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="[caption caption="Dok. Dari Syahroni | Tuan Guru Bajang Zainul Majdi bersama Tuan Guru Haji Yusuf Makmun"]"][/caption]

Pada malam tahun baru 2016 lalu, terlintas dalam benak bahwa inilah moment yang tepat untuk men-share tokoh inspiratif yang saya idolakan sejak menempuh studi setingkat SMA sampai saat ini. Dialah Zainul Majdi, seorang Tuan Guru, mahasiswa S3 di al-Azhar dan sekaligus menjabat sebagai gubernur NTB selama dua periode, dari tahun 2008-2013 dan dari 2013-2018. Karena keberhasilan beliau memimpin NTB selama periode pertama telah terbukti dan dirasakan oleh masyarakat, sehingga pada pemilihan selanjutnya ia kembali mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin NTB untuk yang kedua kalinya. Disaat bersamaan, sang gubernur juga sedang menempuh studi di al-Azhar Kairo, menyelesaikan disertasinya pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an.

Sebagai warga Lombok sekaligus sebagai santri di Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan, tentu saya sangat bangga memiliki sosok pemimpin dan Tuan Guru yang masih Bajang (muda) ini. Kami bangga karena gubernur kami mendapat penghargaan “Bintang Maha Putra Utama dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono pada Senin 13 Agustus 2012”.

Selain menjadi gubernur dia juga menjadi mahasiswa loh. Kekaguman saya semakin bertambah ketika beliau memperoleh martabat al-syaraf al-ula atau Summa Cum Laude pada tanggal 8 Januari 2011, atas disertasinya setebal 1000 halaman yang berjudul “Studi dan Analisis terhadap Manuskrip Kitab Tafsir Ibnu Kamal Basya dari Awal Surat An-Nahl sampai Akhir Surat Ash-Shaffat".

[caption caption="[caption caption="Dok. Video Dokumentasi Sidang Disertasi Zainul Majdi | Suasana Saat Sidang"]"]

[/caption]

Guru besar al-Azhar, Profesor Abdul Hayyi Husein al-Farmawi setelah selesai menguji disertasi Zainul Majdi, ia menyatakan biasanya disertasi doktoral hanya mengkaji satu surat saja, tapi Zainul majdi mengkaji 11 surat dan sebenarnya dia berhak memperoleh 11 gelar doktor. Seingat saya, pada HULTAH NWDI ke-76, sang Profesor yang sudah lanjut usia ini juga  menyempatkan diri berkunjung ke Pondok Pesantren yang dipimpin oleh murid terbaiknya ini, di Pancor, Lombok Timur.

[caption caption="[caption caption="Dok. Video Dokumentasi Sidang Disertasi Zainul Majdi | Zainul Majdi Sebelah Kiri dan Prof. Abdul Hay al-Farmawi Sebelah Kanan"]"]

[/caption]

Sang gubernur, Zainul Majdi menjadi inspirasi bagi kami. Menjadi mahasiswa harus benar-benar menjalankan tugas sebagai mahasiswa, menjadi gubernur harus benar-benar menjadi gubernur, jangan setengah-setengah. Dan lebih hebat lagi kalau mampu menggabungkan dan sukses menjalankan kedua-duanya, apalagi sampai berhasil menjadi yang terbaik dalam kedua-duanya.

Berkat kepemimpinannya, daerah NTB meraih banyak penghargaan dari pemerintah sejak 2008 hingga saat ini. Diantaranya Pemerintah Provinsi NTB berhasil meraih dua penghargaan sebagai provinsi terbaik dalam pencapaian sasaran MDGs (Millennium Development Goals) tahun 2015 dan berbagai prestasi lainnya. Dino Patti Djalal pun menggolongkannya sebagai tokoh reformis muda. Saya kira cukuplah penghargaan dari pemerintah dan penghargaan dari masyarakat yang berbicara tentang tokoh muda inspiratifku ini. Penghargaan dan pengakuan tersebut lebih fasih bercerita diaripada tulisan saya yang masih pemula ini.

Berkaitan dengan relasi beliau dengan masyarakat, apakah TGB peduli dengan kemanusiaan dan pendidikan, hal ini tidak perlu diragukan lagi, karena kami sebagai warga Lombok telah merasakan buktinya, karena itu kami memilihnya untuk yang kedua kalinya. Beliau adalah sosok yang digelari dengan Tuan Guru Bajang, yang dalam tradisi masyarakat Lombok merupakan istilah yang agak sakral. Biasanya disematkan pada orang-orang yang memiliki keilmuan mendalam tentang agama serta memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi. Orang yang digelari dengan “Tuan Guru” menjadi panutan dalam masyarakat. Karena dia masih muda maka dia digelari dengan istilah Bajang yang berarti “Muda”, kemudian disingkat menjadi TGB.

Gelar “Tuan Guru” bukanlah gelar akademis yang diraih melalui pendidikan formal melainkan gelar yang diijazahkan langsung oleh masyarakat sendiri (pengakuan masyarakat). Pernah kakek TGB yaitu Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid bersyair “Ijazah termulia ijazah masyarakat...”. Jadi tidak perlu saya sebutkan apakah TGB ini blusukan seperti Jokowi atau tidak, apakah ia peduli terhadap kemanusiaan atau tidak, sudah jelas bahwa seorang Tuan Guru dalam tradisi suku sasak adalah orangnya masyarakat, tokohnya masyarakat, tetua masyarakat, panutan masyarakat dan pemimpin masyarakat.

Tuan Guru selalu turun dalam kehidupan masyarakat, membimbing dan mengayomi masyarakat, membangun madrasah-madrasah hingga ke daerah-daerah pelosok NTB. Saking akrabnya dengan masyarakat, ketika pemilihan gubernur tahun 2008, sebagian masyarakat NTB sedikit ragu untuk memilih dengan alasan kalau TGB menjadi gubernur, berarti dia akan jarang bertemu dengan masyarakat. Setelah diberi penjelasan, akhirnya masyarakat memilihnya. Akhirnya TGB menang telak dengan memperoleh suara terbanyak selama dua periode.

Pembangunan pun berjalan lancar. Bandara, bendungan atau waduk, pasar, jalan, ekonomi, pendidikan, pertanian, dan aspek-aspek lainnya. Itu semua berhasil karena kedekatannya dengan masyarakat. Beliau selalu menghimbau masyarakat untuk membangun daerah bersama-sama, menjadi daerah yang mandiri dan berdikari. Seingat saya, dalam Hultah NWDI ke-77 tahun 2013 lalu, diawal-awal penyampaiannya ia menyatakan bahwa kalau engkau mau maju maka dengan kakimu, bukan dengan menitip pada orang lain, bukan digendong, tapi bergerak.

Tentang Ilmu

Semangat yang masih menggaung dalam benak penulis selama nyantri di PONPES Nahdhatul Wathan (NW) adalah “Selama itu baik, untuk kehidupan manusia, maka jalani, lakukan dan jangan pernah mundur, lakukan dengan sungguh-sungguh, jangan setengah-setangah”. Ya, itulah semangat yang ditanamkan dalam jiwa para santri beliau.

Bagi penerima Bintang Maha Putra Utama ini, setiap ilmu yang membawa kemaslahatan bagi kehidupan adalah bagian dari ilmu-ilmu keislaman (‘ulum islamiyah). Ia menyatakan dalam HULTAH NWDI ke-77 bahwa semua ilmu yang bermanfaat yang memudahkan kita untuk berbuat baik adalah termasuk ‘ulum islamiyah yang mencakup Ilmu Tafsir, Hadits, Fisika, Kimia dan ilmu-ilmu lainnya yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Pernyataan tersebut berhasil mengubah paradigma penulis terkait dengan ilmu-ilmu agama yang hanya sebatas Ilmu Tafsir dan Hadits semata.

Kisah Studi di Mesir

Ketika hari-hari terakhir penulis nyantri di Ponpes NW, 2013 yang lalu, Dr. M. Said Ghazali, masyaikh kami di Ma’had Darul Quran wal Hadits, yang juga teman TGB sewaktu kuliah di Mesir sharing pengalaman studi, bahwa tidak mudah meraih S2 di Mesir, ungkap Ghazali. Kemudian ia menceritakan tentang Zainul Majdi. Saat TGB mengambil Magister di Al-Azhar jurusan Tafsir Al-Qur’an, pada tahun pertama, jumlah mahasiswa yang lulus 40 orang. Setiap kali kenaikan tingkat diadakan semester, dan hanya yang nilainya bagus saja yang bisa lulus. Ternyata pada tahun kedua tidak ada yang lulus, kecuali hanya seorang, yaitu TGB. Akhirnya hingga selesai S2, beliau hanya belajar empat mata dengan para dosennya, karena hanya TGB seorang yang tersisa di kelas itu. Hingga gelar doktor ilmu tafsir pun berhasil diraihnya. Itulah tokoh inspiratif saya teman-teman. Semoga terinspirasi menjadi orang baik dan berprestasi seperti TGB.

Bahan bacaan:

1. Video dokumentasi sidang disertasi doktoral Zainul Majdi

2, 3, 4, 5, 6, 7,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun