Mohon tunggu...
Hamdan Husein
Hamdan Husein Mohon Tunggu... Pelajar dan Petani -

Mahasiswa di STFI SADRA Jakarta, Pernah juga kuliah di IAIH Hamzanwadi Pancor. Senang membaca novel detektif seperti Sherlock Holmes dan novel romantis, & lain-lain. Akun Fb Hamdan Husein. Email: hamdanbaru@yahoo.co.id dan ham4a14@gmal.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Accelerated Learning Bersama Indonesia X

21 Januari 2016   09:35 Diperbarui: 21 Januari 2016   09:45 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Akhirnya saya bisa tersambung dengan internet. Okey, pada tulisan kali ini saya ingin berbagi pengalaman dan opini terkait edukasi online dan perannya dalam pembentukan karakter (character building). Emang bisa ya?

Memang, pada dunia sekarang ini, terputus dari internet berarti terputus dari informasi dan komunikasi dengan dunia luar (luar lingkungan sekitar). Internet telah mengambil bagian dalam kehidupan kita sehingga kita terikat dan susah untuk melepas ikatan-ikatan tersebut. Ia telah menjadi bagian dari identitas kita. Facebook, twitter dan sarana komunikasi lainnya mempertemukan dan menyatukan kita dengan orang-orang yang berbeda ras, bahasa, suku bangsa dan agama. Internet telah menjadikan dunia kita menjadi semakin kecil, dunia tanpa jarak.

Oke, itu deskripsi singkat tentang internet. Kembali ke tema yaitu “peran edukasi online dalam pembentukan karakter dan mental bangsa”.

Teman-teman, di zaman persaingan ekonomi global saat ini identitas, kepribadian dan mental bangsa Indonesia perlu dibentuk, dipertegas dan diperkuat. Bukan berarti bangsa Indonesia selama ini tidak memiliki identitas dan kepribadian. Kita dari sejak dahulu adalah bangsa yang tangguh, menyeberangi lautan adalah hal sepele bagi kita. Bahkan kita mampu mengusir penjajah hanya dengan senjata seadanya. Itu dahulu. Bagaimana sekarang? Inilah problemnya yakni bagaimana mewariskan mental dan karakter tersebut kepada generasi muda saat ini. Karena itu, perlu mencari cara untuk membangun karakter tersebut dan mewariskannya.  

Ada beragam cara dalam pembentukan karakter dan kepribadian bangsa, pendidikan salah satunya, baik di sekolah maupun dalam lingkungan keluarga. Tapi, jika hanya mengharapkan guru di sekolah, tentu character building sedikit terhambat. Sebab pertemuan dengan guru hanya berkisar 7 jam sehari. Itupun belum terhitung jam istirahat, ditambah guru telat dsb. Walhasil pertemuan di sekolah hanya berkisar 4-5 jam sehari (dan itu belum tentu maksimal). Belum ditambah rasa kantuk di kelas dan berbagai persoalan pendidikan lainnya. Terkadang kelas juga terasa membosankan.

Bagaimana dengan lingkungan keluarga? Lingkungan keluarga juga demikian, rumah mungkin hanya sebagai tempat makan dan istirahat. Selepas itu, kebanyakan waktu kita diambil alih oleh dunia maya. Hatta dalam angkutan umum, di kelas, halte, bandara dan everywhere kita selalu disibukkan oleh gadget. Dari keadaan tersebut kita dapat simpulkan dunia manusia saat ini terbagi menjadi dua; dunia nyata dan dunia maya.

Berapa jumlah pengguna internet saat ini di Indonesia? Intinya sangat banyak. Dan sebagian besar adalah terdiri dari generasi muda. Fakta ini tentu mengambil perhatian kita. Ada ungkapan menarik terlintas dalam benak “Temuliah ia di DALAM dunianya”. Maksudnya, jika kita ingin menemui seseorang, ingin tahu tentang dia sebenarnya, maka temuilah ia dalam dunianya. Kalau kita menemuinya bukan di dalam dunianya, mereka cendrung menampak-nampakkan, cendrung tidak memperlihatkan diri mereka sebenarnya. Kita ingin membangun dan mewariskan mental bangsa kita pada generasi penerus, sementara para pewaris tersebut sebagian besar berada dalam dunia yang berbeda dengan kita, maka kita harus memasuki dunianya dan menemui mereka dalam dunianya.

Dunia mereka sekarang terbagi menjadi dua, pertama dunia nyata yang terbatas ruang dan waktu. Melalui dunia ini, yang bisa berperan membentuk karakter hanyalah orang-orang terdekat secara ruang dan waktu yakni lingkungan masyarakat seseorang. Dunia kedua adalah dunia maya yang tidak terbatas ruang dan waktu. Disinilah generasi-generasi saat ini berkumpul dan berkomunikasi. Dunia yang dibatasi quota ini merupakan dunia baru sehingga sangat digemari. Karena itu pendidikan jangan hanya terbatas dalam dunia nyata, bila perlu pendidikkan yang nyata di dunia ini bertransformasi dan memiliki bentuk lain di dunia maya.

Syukurlah saat ini di Indonesia, sudah terbentuk kursus online, gratis lagi, sebagai perantara pembentukan karakter bangsa dan penambah wawasan. Kursus ini namanya Indonesia X. Di Indonesia X kita dipertemukan dengan dosen-dosen terkenal yang mengajar di universitas-universitas besar seperti UI, ITB, dan sebagainya. Nah teman-teman, dalam Indonesia X (sebut saja Sekolah Indonesia X) terdapat banyak ruang kelas. Satu kelas diampu oleh satu dosen. Diantaranya seperti kelas Self Driving yang dipegang oleh Pak Prof. Rhenald Kasali misalnya.

Dalam masing-masing kelas, disediakan ruang diskusi sesama teman sekelas. Kita bisa berpendapat, mengajukan pertanyaan, sharing pengalaman dan lain-lain. Terkadang kita juga membentuk grup WA supaya lebih akrab.

Saya sendiri masuk Indonesia X ini di akhir bulan Desember tahun lalu. Saya senang sekali masih bisa mengikuti kelas Pak Rhenald Kasali, dosen UI itu. Bagi teman-teman yang suka baca buku motivasi mungkin pernah bertemu dengan bukunya Pak Rhenald, Self Driving, atau mungkin teman-teman sering nonton Metro TV, nah Pak Rhenald sering tampil di situ.

Nah di Indonesia X ini, teman-teman bisa menonton uraian buku tersebut yang langsung dijelaskan oleh pak Rhenald. So seru banget. Jadi ya, beda rasanya kalau teman-teman hanya membaca bukunya saja. Karena dalam membaca, nada serta penekanan kata tidak kita dapatkan. Tetapi kalau buku tersebut langsung diuraikan dan dijelaskan oleh penulisnya, kan lebih seru. Kita bisa menonton dan mendengar nada penekanan kata dari tulisan tersebut. Walhasil metode ini sangat membantu dalam mempercepat proses pemahman kita dan lebih terasa efeknya daripada hanya sekedar membaca. Begitulah ceritanya kawan-kawan.

To be continued..... https://www.indonesiax.co.id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun