Mohon tunggu...
Hamdan Hamado
Hamdan Hamado Mohon Tunggu... Buruh - Pelajar

Pemuda Biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan dan Rindu

10 Maret 2018   22:56 Diperbarui: 10 Maret 2018   23:08 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendari diguyur hujan malam ini.

Sangat deras, sederas rindu yang mengalir  di dada.

Butir-butir kecilnya membasahi wajah.

Dinginnya perlahan menggenangi kubangan-kubangan rindu.

Kepadanya, aku bertanya.

Kemana alir kecil sungaimu membawanya pergi ?

Di muara mana kau tenggelamkan wajahnya ?

Kisahkan kepada ku tentangnya.

Tentang dia yang kini entah di mana.

Sejurus terdengar gunturmu menggelegar.

Lalu sekilas gelap malamku terlihat benerang.

Oleh cahaya kilatmu yang sejenak melintas.

Aku terpaku.

Perlahan ku dengar bisik dari rintik-rintik kecilmu.

"Dia sudah pergi membawa cintamu".

"Dia telah bersekutu dangan Iblis dan menghianatimu".

"Jangan menunggunya, dan tetaplah bersamaku".

"Biarlah rintikku membantu obati rindumu".

"Rintikmu sudah cukup mengobati rinduku malam ini".

"Sekarang pergilah, sebab aku ingin sendiri", Batinku lirih.

Lalu kau pun pergi dan hujan pun berhenti

Terimakasih atas rintikmu malam ini

Kendari, 11 Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun