Kendari diguyur hujan malam ini.
Sangat deras, sederas rindu yang mengalir  di dada.
Butir-butir kecilnya membasahi wajah.
Dinginnya perlahan menggenangi kubangan-kubangan rindu.
Kepadanya, aku bertanya.
Kemana alir kecil sungaimu membawanya pergi ?
Di muara mana kau tenggelamkan wajahnya ?
Kisahkan kepada ku tentangnya.
Tentang dia yang kini entah di mana.
Sejurus terdengar gunturmu menggelegar.
Lalu sekilas gelap malamku terlihat benerang.
Oleh cahaya kilatmu yang sejenak melintas.
Aku terpaku.
Perlahan ku dengar bisik dari rintik-rintik kecilmu.
"Dia sudah pergi membawa cintamu".
"Dia telah bersekutu dangan Iblis dan menghianatimu".
"Jangan menunggunya, dan tetaplah bersamaku".
"Biarlah rintikku membantu obati rindumu".
"Rintikmu sudah cukup mengobati rinduku malam ini".
"Sekarang pergilah, sebab aku ingin sendiri", Batinku lirih.
Lalu kau pun pergi dan hujan pun berhenti
Terimakasih atas rintikmu malam ini
Kendari, 11 Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H