Mohon tunggu...
Hamdan Husen Siregar
Hamdan Husen Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Pemula

Pengembara yang selalu rindu pulang

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Novel: "Bedebah di Ujung Tanduk" Karya Tere Liye

2 Januari 2022   17:55 Diperbarui: 2 Januari 2022   18:11 8888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 NEGERI PARA BEDEBAH, NEGERI DI UJUNG TANDUK, PULANG, PERGI, PULANG-PERGI, dan BEDEBAH DI UJUNG TANDUK. Sumber : Dok. Pribadi

Identitas Buku

Judul Buku                  : BEDEBAH DI UJUNG TANDUK

Jenis Buku                   : Fiksi

Penulis                           : Tere Liye

Penerbit                        : Sabakgrip

Cetakan                         : Oktober 2021 (Cetakan Pertama)

Jumlah Halaman          : 411 Halaman

"Saat kita tidak tahu lagi beda baik dan buruk dalam kehidupan, kita selalu bisa memilih untuk terus peduli. Karena kepedulian adalah kunci membuka banyak penjelasan."

(Novel "Bedebah di Ujung Tanduk" Halaman 64)

BEDEBAH DI UJUNG TANDUK adalah novel kesekian dari Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama pena "Tere Liye". Seorang penulis asal Lahat, Sumsel yang telah menelurkan lebih dari 50 karya. 4 judul novelnya telah diangkat ke layar lebar, yaitu HAFALAN SHALAT DELISA, BIDADARI-BIDARI SURGA, MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH, dan REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU.

Novel ini merupakan lanjutan cerita dari novel serial aksi sebelumnya, yaitu NEGERI PARA BEDEBAH, NEGERI DI UJUNG TANDUK, PULANG, PERGI, dan PULANG-PERGI karya Tere Liye.

1. Sinopsis Novel

Beberapa bulan setelah selamat dari peristiwa pengkhianatan Black Widow pimpinan Natascha di Saint Petersburg, Rusia (selengkapnya baca di Novel PULANG-PERGI), Thomas dan Bujang mengadakan pertarungan tinju di klub petarung milik Thomas. Disaksikan oleh Salonga (guru menembak Bujang), Junior (murid Salonga), dan anggota klub petarung lain, pertarungan berjalan sengit.

 Sampai ronde ke dua dari tiga ronde, belum bisa dipastikan siapa yang akan memenangkan pertarungan, Thomas dan Bujang sama kuat. Ketika pertarungan sedang berjalan seru-serunya, ketika Thomas dan Bujang saling jual beli serangan, di saat itulah serangan mendadak tiba-tiba muncul dari arah jendela gedung. 

Sebuah helikopter dengan moncong senjata mesin memuntahkan peluru ke arah mereka. Seketika itupun pertarungan terhenti, Thomas dan Bujang refleks merunduk, tiarap disusul Salonga dan Junior. Beberapa penonton yang tak sempat tiarap menyelamatkan diri terkapar di lantai bersimbah darah.

 Thomas, Bujang, Salonga, dan Junior berusaha menyelamatkan diri, keluar dari gedung. Ternyata di luar gedung pun mereka sudah ditunggu oleh sepasukan bersenjata. 

Setelah setelah insiden tembak-menembak di parkiran dan kejar-kejaran di jalan raya, mereka pun berhasil menyelamatkan diri dan bersembunyi di sebuah sekolah agama milik paman Bujang sambil mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi. Siapa kelompok bersenjata itu dan mengapa mereka diserang?

Setelah mendapat informasi dari Ayako (istri penguasa Shadow Economy di Jepang Hiro Yamaguchi), Bujang mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya. 

Adalah Thomas yang merupakan seorang konsultan keuangan top telah membantu transaksi jual beli lahan pegunungan oleh pihak Kerajaan Bhutan kepada penguasa Shadow Economy di Amerika J.J Costello. Lahan yang mengandung cadangan plutonium terbesar di dunia itu ternyata telah ratusan tahun dihuni dan dikuasai oleh sebuah kelompok mafia. Kelompok yang menjaga jalur sutra di masa lalu itu bernama "Teratai Emas" di bawah pimpinan Roh Drukpa XX.

Selama ratusan tahun tidak ada yang berani mengganggu kelompok ini, termasuk penguasa yang mengusai daerah di sekitar jalur sutra. Penjualan lahan itu telah membangkitkan kemarahan "Teratai Emas" karena dianggap telah menghina mereka. 

Tukang pukul "Teratai Emas" datang menyerang ke klub petarung untuk menghukum Thomas sedangkan J.J. Costello sang pembeli lahan telah lebih dahulu tertangkap dan dibawa ke hadapan Roh Drukpa XX.

Setelah mengkonsolidasikan kekuatan, Thomas dkk pun berangkat ke Nepal untuk bertemu Ayako yang memiliki masa lalu dengan kolompok "Teratai Emas" selanjutnya menuju Bhutan menghadap Roh Drukpa XX untuk bernegosiasi sekaligus meminta maaf atas kesalahan Thomas. 

Sedangkan untuk berjaga-jaga, Bujang meminta bantuan si ninja kembar Yuki dan Kiko beserta White si mantan marininir Amerika untuk datang menyusul mereka ke Nepal. Yuki, Kiko, dan White adalah orang-orang yang selalu diandalkan Bujang dalam misi hidup mati, termasuk dalam mengalahkan kelompok Black Widow di Saint Petersburg.

Tetapi diplomasi mereka gagal, walaupun melalui perantara seorang biksu yang dituakan di Nepal, pihak "Teratai Emas" tetap menolak permintaan damai yang ditawarkan Ayako. Bagi "Teratai Emas", menghukum Thomas dan menghabisi orang-orang yang melindunginya adalah harga mati. 

Dengan begitu tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain meninggalkan tempat itu, segera menyelamatkan diri sebelum "Teratai Emas" menemukan mereka sambil memikirkan tindakan yang akan diambil selanjutnya.

Mampukah Thomas dan kawan-kawan menyelamatkan diri dari kejaran tukang pukul kelompok "Teratai Emas"? Jawabannya ada di dalam Novel BEDEBAH DI UJUNG TANDUK.

2. Kelebihan Novel

Walaupun tema yang dibawakan dalam novel ini cukup berat, yaitu tentang ekonomi dan politik namun Tere Liye berhasil meramunya dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami. Dalam novel ini banyak adegan action yang menegangkan seperti tembak menembak, kejar-kejaran yang menggunakan mobil, motor, dan helikopter, dan pertarungan jarak dekat menggunakan tangan kosong maupun senjata, Tere Liye berhasil mendeskripsikan senyata mungkin seolah pembaca hadir atau menjadi tokoh dalam adegan tersebut.

Selain mengandung pesan moral yang mendalam seperti menghargai prinsip-prinsip, kesetiakawanan, pengorbanan, kejujuran, dan lain sebagainya, jalan cerita di novel ini juga semakin berwarna dengan diselipkannya humor-humor oleh kehadiran tokoh Yuki dan Kiko yang selalu bercanda dan memikirkan hal-hal yang remeh temeh bahkan dalam situasi darurat sekalipun.

3. Kekurangan Novel

Tidak mencantunkan daftar isi.

4. Penutup

Jika ingin membaca novel ini sangat dianjurkan untuk membaca 5 buku pendahulunya terlebih dahulu agar bisa lebih mudah memahami jalan cerita secara utuh. Dalam novel tersebut ada sebagian cerita yang saling berhubungan dengan cerita pada novel-novel sebelumnya. Kelima buku itu adalah NEGERI PARA BEDEBAH, NEGERI DI UJUNG TANDUK, PULANG, PERGI, dan PULANG-PERGI.

 NEGERI PARA BEDEBAH, NEGERI DI UJUNG TANDUK, PULANG, PERGI, PULANG-PERGI, dan BEDEBAH DI UJUNG TANDUK. Sumber : Dok. Pribadi
 NEGERI PARA BEDEBAH, NEGERI DI UJUNG TANDUK, PULANG, PERGI, PULANG-PERGI, dan BEDEBAH DI UJUNG TANDUK. Sumber : Dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun