Sinopsis Novel
Buku JANJI adalah novel ke sekian dari Darwis atau yang dikenal dengan nama pena "Tere Liye." Novel ini menceritakan tentang 3 sekawan bernama Hasan, Baso, dan Kaharuddin yang bersekolah di sebuah sekolah agama bersama ribuan santri lainnya.
Hasan, Baso, dan Kaharuddin adalah 3 santri yang berasal dari 3 latar belakang keluarga yang berbeda. Di sekolah, mereka terkenal dengan kenakalannya. Semua guru di sekolah itu sudah kewalahan dengan kenakalan mereka. Hampir semua kenakalan sudah mereka lakukan di sekolah itu, mulai dari bolos dari pondok, menyembunyikan barang milik murid lain, menjaili guru-guru, merusak mesin air, membuat satu pondok tidak bisa mandi selama dua hari, bertengkar dengan murid lain, dan lain sebagainya.
Hingga pada suatu hari 3 sekawan ini melakukan kesalahan yang fatal, yaitu memperlakukan tamu agung pesantren itu dengan tidak sopan. Mereka pun dipanggil oleh Buya (Pemimpin sekolah tersebut) untuk diberi hukuman.Â
Namun sebelum memberikan hukuman, Buya menceritakan bahwa di sekolah tersebut pada 40 tahun yang lalu ketika sekolah ini masih dipimpin oleh ayahnya bahwa ada seorang santri yang nakalnya melebihi mereka. Namanya Bahar. Berkelahi dengan penduduk, diam-diam pergi ke desa terdekat menyabung ayam, minum tuak, hingga yang paling parah adalah menghilangkan nyawa salah seorang santri walaupun tidak sengaja.
Akhirnya, atas kesalahan anak tersebut Buya pun merasa gagal mendidik Bahar. Dengan berat hati dan linangan air mata, Buya mengeluarkan Bahar dari sekolah tersebut, mempersilakan Bahar pergi kemana saja ia suka.
Buya (pemimpin sekolah agama sekarang) "menghukum" 3 sekawan untuk mencari Bahar dan menyampaikan pesan ayahnya kepada Bahar. Setelah menerima bekal dari Buya, 3 sekawan pun memulai perjalanan ribuan kilo meter dan singgah di banyak tempat untuk mencari seseorang yang bernama Bahar.
Kelebihan Novel
Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami sehingga novel ini cocok dibaca untuk segala usia. Selain mengandung hikmah dan pelajaran yang sangat menyentuh, Tere Liye juga menyelipkan humor dalam novel ini untuk menyegarkan bacaan.
Kekurangan Novel
Penyebutan nama daerah atau kota dalam novel yang kurang spesifik, hingga pembaca menebak-nebak dimana latar cerita dalam novel ini.