Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Kesan Menawan setelah Menguak "Imung - Siulan Kematian"

21 November 2024   12:10 Diperbarui: 21 November 2024   12:13 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku "Imung - Siulan Kematian (Sumber: gramedia.com)

Saya sudah lama ingin membaca serial Imung. Dari sejak kecil, saya selalu penasaran bagaimana dengan cerita Imung yang legendaris.

Salah satu karya monumental dari Arswendo Atmowiloto ini memang sangat sulit saya temui di Balikpapan, kota kelahiran dan kota dimana saya dibesarkan. Maklum, di saat itu, toko buku belum banyak. Kalau pun ada toko buku, kebanyakan menjual buku-buku pelajaran sekolah.

Waktu kuliah, ada beberapa rental buku. Tapi tetap saja tidak ada novel Imung di sana. Di perpustakaan kota Samarinda dan di perpustakaan provinsi Kaltim, juga setahu saya, tidak ada novel Imung.

Untungnya, Puji Tuhan, dengan adanya aplikasi Perpustakaan Nasional RI atau iPusnas, rasa dahaga untuk membaca novel Imung pupus.

Saya bisa meminjam novel digital Imung dari iPusnas. Memang, kenikmatan membaca novel digital tidak sama dengan kenyamanan membaca novel fisik. Membuka lembaran-lembaran kertas tidak sama dengan menggulir layar ponsel pintar. Sensasinya berbeda.

Tapi memang zaman sudah berubah. Harga buku memang tidak murah di negeri +62 dan buku-buku terbitan lama mungkin tidak dicetak ulang kalau tidak ada permintaan atau minat warga yang sangat besar akan buku-buku lawas tersebut. Otomatis, solusi warga untuk membaca buku dengan mudah dan murah, bahkan gratis, adalah lewat aplikasi perpustakaan semacam iPusnas atau yang sejenis.

Ini adalah buku novel serial "Imung" yang pertama kali saya baca. Dengan cover muka yang berjudul "Imung-Siulan Kematian" menunjukkan bahwa Arswendo menceritakan sosok Imung sebagai detektif remaja yang masih sekolah, namun di balik usianya yang muda, ada otak brilian dalam menuntaskan misteri, entah itu misteri hilangnya suatu barang; hal remeh seputar siapa pelaku pemberi sesuatu di sekolah; sampai misteri pembunuhan. 

Ada 5 (lima) cerita misteri di buku Imung yang satu ini. "Siulan Kematian" adalah salah satu dari lima cerita misteri tersebut. Memang, Arswendo sangat cerdas dalam memilih judul yang menarik orang untuk membaca. "Siulan Kematian" memang menarik dari segi diksi, pilihan kata. Memikat. Cerita lain, "Sepotong Kaki tak Bertuan" juga menarik. Tapi memang tidak semenarik kalau membaca "Siulan Kematian" yang terkesan mistis dan mengundang rasa penasaran. Sedangkan tiga cerita lainnya, yaitu "Hilangnya Foto Presiden", "Kartu Ulang Tahun", dan "Kaos Kaki Perancis" memang terkesan tidak terlalu mengundang rasa penasaran. Saya menebak tiga cerita tersebut memang terjadi dalam keseharian Imung, baik di lingkup sekolah, maupun lingkungannya.

Alur cerita

Secara pribadi, novel Arswendo yang satu ini tetap memikat saya. Penceritaan yang mengalir lancar dan tidak jauh dari keseharian pembaca membuat novel ini enak untuk dibaca. Belum lagi, percakapan yang terjalin antara sosok Imung dengan beberapa tokoh dalam cerita sangat cair dan akrab. 

Alur cerita juga maju. Tidak ada flashback yang terkadang malah membingungkan, khususnya jika saya membaca ada kilas balik cerita.  Arswendo menulisnya "lurus" saja. Tidak ada pengalihan yang tidak perlu.

Klimaks yang terbangun dalam setiap cerita sangat apik dan "membius" saya untuk terus membaca, menimbulkan rasa penasaran akan siapa yang berbuat, entah itu mencuri atau membunuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun