Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Home Sweet Loan" dan Pentingnya Literasi Keuangan

26 Oktober 2024   17:00 Diperbarui: 26 Oktober 2024   18:32 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesimpulan tersebut adalah jangan hanya terfokus pada satu sumber pendapatan.

Ini kesalahan fatal, gaji tetap tiap bulan, yang melenakan kebanyakan insan, bahwa mereka aman dengan keuangan mereka, padahal sebenarnya mereka meniti sebuah benang. Sewaktu-waktu benang itu akan putus, dan mereka hanya bisa gigit jari menyesali diri.

Yah, tapi mungkin ada di antara Anda yang menyanggah pendapat saya ini.

"Saya juga bekerja dari pagi sampai malam. Bagaimana saya bisa mempunyai lebih dari satu sumber pendapatan?" 

Kaluna juga seperti itu dalam film "Home Sweet Loan". Tidak ada tenaga lagi. Dari sebelum matahari terbit sampai mendekati tengah malam, dia mendedikasikan hidupnya demi pekerjaan dan keluarga.

Impian membeli rumah hanya berlandaskan pada "benang tipis" yaitu gaji bulanan yang dia tabung sedemikian rupa, mengesampingkan kebutuhan akan relaksasi atau bepergian.

Kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bisa saja terjadi musibah, entah itu kecelakaan lalu lintas, terkena penyakit mematikan seperti kanker, atau melakukan kesalahan bodoh dengan memercayai pinjol. 

Saya ingat dengan suatu perkataan bijak, entah dari siapa saya tidak ingat, yang berkata, "Jangan taruh semua telur di satu keranjang."

Interpretasi atas perkataan bijak tersebut adalah berkaitan dengan keuangan. Kaluna sudah membuktikannya dengan hanya mengandalkan gaji bulanan di satu perusahaan yang pada akhirnya mengecewakan. Penghargaan tidak ada bagi yang lembur, jenjang karier ya segitu-segitu saja, dan sejumlah kekecewaan lainnya.

Dan yang paling fatal, saat bencana datang, tumpukan harapan dan impian buyar semuanya.

Sudah seharusnya memikirkan dan membuka berbagai usaha yang sekiranya menghasilkan uang. Tidak mesti harus terlibat langsung, tapi bisa berpartner, berkolaborasi dengan teman dalam menjalankan usaha. Misalnya bisnis rumah makan. Anda bisa menanamkan modal usaha awal pada teman Anda (tentu saja harus ada hitam di atas putih untuk itu) kalau kendala waktu yang Anda hadapi, dan teman Anda yang menjadi pelaksana bisnis rumah makan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun