Seandainya bisa memilih,
aku ingin memilih menjadi anak seorang konglomerat,
yang sejak lahir sudah tajir melintir,
dan setiap hari bisa makan apa saja, kapan saja.
Seandainya bisa memilih,
aku ingin punya rumah sendiri,
bebas melakukan apa yang kumau,
tanpa ada rasa tersakiti atau numpang.
Seandainya bisa memilih,
aku ingin berkeliling dunia,
melihat berbagai kota,
menelusuri indahnya gunung, pantai, dan desa.
Berangan-angan,
namun semua itu hanya khayalan.
Kenyataan tidak seperti itu.
Realita yang menyakitkan.
Tapi ada satu hal yang pasti,
satu hal yang harus ada dalam diri,
satu hal yang harus bertumbuh,
satu hal yang harus tetap abadi.
Tekad untuk mewujudkan.
Ya, aku harus berusaha,
Berusaha, bekerja sekuat tenaga
untuk menjadikan semua pengandaian menjadi nyata.
Tentu saja,
lahir dari keluarga seperti apa,
adalah hal yang menjadi kekuasaan Tuhan.
Tapi selebihnya,
kepintaran, kekayaan, kesuksesan,
semua ada di tangan setiap insan.
Dua pertanyaan terbesar:
Seberapa besar upayamu dalam mewujudkan impian?
Seberapa sering doa yang kau layangkan kepada Tuhan?
Setiap insan yang dapat menjawabnya,
sesuai dengan yang sudah dia lakukan.
Samarinda, 23 Oktober 2024
Anton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H