Fatal? Tentu saja. Karena untuk menyatakan suatu kalimat, kita harus mengucapkan atau menuliskan sesuai dengan bentuk waktunya, entah itu di bentuk waktu lampau (past), masa kini (present), atau mendatang (future).
Dalam hal lisan, asal sang penerima pesan atau yang diajak bicara mengerti kalimat acakadut yang diucapkan si pelontar pesan, tidak akan menjadi masalah (kecuali di dalam dunia kerja yang membutuhkan profesionalitas dalam berkomunikasi).
Namun dalam segi tulisan, salah dalam merangkai kata dan menyusun kalimat, bakal berabe dalam pemandangan khalayak ramai.
Apalagi kalau yang berbuat salah itu guru bahasa Inggris atau yang mengaku mahir berbahasa Inggris. Malunya itu lho!
Untuk itu, ada 3 (tiga) masukan dari saya terkait penguasaan SPT (untuk mengetahui teori SPT secara mendalam, saya akan menuliskannya di artikel terpisah).
Tiga masukan tentang SPT ini adalah:
1. Pahami "Sentence Pattern" terlebih dahulu
Sentence Pattern. Pola kalimat. Ini yang harus dicermati oleh siapa pun yang ingin belajar bahasa Inggris, karena pola kalimat bahasa Inggris sangat berbeda jauh dengan pola kalimat bahasa Indonesia.
Yang paling menjadi kendala terbesar dari pemahaman SPT adalah akhiran -s/es yang melekat pada kata kerja (verb) apabila subjek (subject) yang digunakan adalah kata ganti orang ketiga tunggal (third person singular - personal pronoun) di dalam kalimat pernyataan (positive).
Contohnya: