Belum lagi dengan ketidakjelasan tanda baca dan terlalu banyak penggunaan kalimat pasif. Titik dan koma yang tidak ada menyebabkan pemahaman yang tidak sepenuhnya tercapai. Dan kalimat aktif yang seharusnya lebih banyak digunakan karena peserta didik adalah subjek bukan objek.
Kenyataannya adalah sebagian besar malah kalimat pasif yang terpampang.
Sudah seharusnya sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan guru bisa lebih mencermati perihal typo dan penggunaan tanda baca di poster, karena selain membuat pemahaman pembaca jadi tidak sepenuhnya jelas, juga membuat isi poster menjadi tidak menarik, serta terkesan aneh.
3. Menyediakan unsur kriteria ukuran media dari peserta lomba
Kejelasan mengenai media yang digunakan peserta lomba dalam mengikuti perlombaan tersebut haruslah jelas adanya.
Jangan sampai membuat bingung, sehingga peserta didik masih memerlukan penjelasan yang lebih panjang karena harus bertanya kembali kepada guru.
Sebagai contoh, kalau kita melihat poster lomba sebelumnya dari SD dimana Gunawan bersekolah, ada beberapa unsur kriteria ukuran media peserta lomba yang masih kabur.
Jadi unsur kriteria ukuran media untuk kelas satu dan dua yaitu dari segi baris puisi dan video sebagai media akhir penilaian yang pada akhirnya akan dikirimkan lewat WhatsApp (WA) sudah tidak menimbulkan pertanyaan susulan di benak peserta didik dan para orangtua murid.
Lomba kelas tiga dan empat sudah menyediakan unsur kriteria ukuran media peserta lomba dalam bentuk foto yang cukup satu saja dan tentu, sudah pasti, tidak berukuran jumbo.