Sayangnya, berdasarkan pengamatan dari peringatan hari Kartini di beberapa sekolah murid les, lomba-lomba tersebut terlihat "garing". Seperti masakan kurang garam.
Apa yang salah?
Membuat berbagai lomba di saat pandemi tentu saja tidak sama dengan kondisi normal di tahun-tahun sebelumnya.Â
Kalau perlombaan diadakan di lapangan sekolah, ada keseruan dan kegairahan bagi peserta didik untuk ikut ambil bagian berpartisipasi.
Mengamati berbagai lomba yang diadakan di tahun lalu dalam peringatan hari Kartini dan hari-hari besar lainnya, antusiasme peserta didik seperti menguap. Bisa dimaklumi, karena keramaian saat lomba berubah menjadi kesenyapan karena peserta didik hanya perlu mengirim foto, video, atau menautkan akun media sosial sekolah di postingan tulisan-foto-video di media sosial peserta didik.
Sebagai contoh, foto poster lomba dari SD dimana Gunawan (nama samaran), salah seorang murid les, bersekolah.
Mungkin ada yang merasa bahwa isi poster tersebut baik-baik saja. Mungkin juga ada yang berpendapat kalau lomba-lomba tersebut tidak menarik.
Dimanakah saya berpijak?
Saya berada pada sisi yang mengatakan kalau lomba-lomba tersebut menarik, namun dikemas dalam pemberitahuan yang tidak menarik.
Kenapa bisa begitu?