Seperti yang saya pernah ungkapkan di tulisan yang lalu mengenai motivasi saya dalam bermain gitar, merekam permainan gitar, dan mengunggah video gitaran ke YouTube adalah hanya untuk menghibur diri dan orang lain lewat petikan gitar yang tidak seberapa mahir.
Selain itu, tujuan saya merekam dan mengunggah video gitaran ke YouTube adalah sebagai album video, kenangan akan keberadaan diri di saat masih kuat dan mampu bermain gitar, karena di saat tua nanti, belum tentu saya masih bisa mencabik dawai-dawai gitar andalan.
Oleh karena itu, mau tidak mau, saya harus berurusan dengan kamera. Merekam permainan gitar lewat kamera smartphone.
Meskipun sudah mulai terbiasa beraksi di depan kamera, tapi tetap saja demam itu tidak hilang. Masih menghinggapi ketika memainkan lagu di atas senar gitar.
Seperti contoh, sewaktu memainkan lagu "Happy Birthday", saya memilih aransemen gitar fingerstyle yang mudah menurut saya dan saya menguasainya tanpa menemui kesulitan yang berarti di saat latihan.
Namun saat berhadapan di depan kamera, ada beberapa kesalahan dasar yang terjadi, seperti salah posisi jari, salah petik senar, lupa nada berikut, dan lain sebagainya.
Ketika berhadapan di depan kamera, saya masih saja mempunyai perasaan seperti ada banyak orang yang melihat, menonton saya saat bermain gitar.
Hasil dari video gitaran "Happy Birthday" tetap jadi, meskipun tidak seperti yang saya pikirkan sebelumnya.Â
Saya belum bisa menghilangkan rasa demam itu. Demam kamera yang mengganggu, meskipun agak kemari, rasa demam itu mulai terkikis.
2. Latihan kurang
Waktu adalah uang. Itu bisa mempunyai makna yang hanya menunjukkan betapa berharganya waktu, namun bisa juga berarti memanfaatkan waktu untuk mencari uang.
Dalam kasus saya, waktu untuk mencari uang yang mempunyai porsi terbesar setiap harinya.