2021. Di masa pandemi covid-19 ini, waktu seakan cepat berlalu.Â
Sudah memasuki pertengahan bulan Januari di tahunApa saja harapan Anda di tahun 2021 ini? Pasti segebung doa dinaikkan kepada Sang Pencipta, supaya harapan-harapan tersebut bisa terealisasi dalam kehidupan.
Berdoa dan berusaha mencapai harapan-harapan tersebut. Tidak mungkin sesuatu terjadi jika tidak ada upaya untuk meraihnya.
Dalam hal ini, saya pun mempunyai berbagai harapan dalam benak. Saya sudah menuangkan harapan-harapan tersebut ke dalam buku jurnal saya.
Sebenarnya ada banyak harapan dan tidak ada niat untuk membeberkan semuanya di sini karena bisa terangkai secara panjang kali lebar.
Tapi, dari sekian banyak harapan yang ada, tiga harapan berikut yang menjadi prioritas utama di tahun 2021 ini.
Saya berharap tiga harapan ini akan terwujud di tahun 2021, karena di tahun-tahun sebelumnya memang sudah terwujud, tapi belum seperti yang diharapkan dan masih terkendala dengan disiplin diri yang masih kurang dalam menjalankannya.
Apa saja tiga harapan saya di tahun 2021 ini?
1. Mendapat profit bisnis online yang lebih besar di tahun ini dalam bidang custom case dan produk-produk lain
Tahun lalu, profit bisnis online yang saya peroleh lumayan besar, tapi tidak cukup besar dalam mencukupi segala kebutuhan hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, saya masih "mendua" dalam berbisnis. Tidak bisa fokus berbisnis online dan tetap menjalani profesi utama sebagai guru bahasa Inggris, karena memang saya sudah bertahun-tahun berprofesi sebagai guru bahasa Inggris dan masih ada beberapa warga yang meminta saya untuk mendidik putra-putri mereka dalam bidang bahasa Inggris.
Akibatnya, saya memang tidak sepenuhnya berdaya untuk menjalankan bisnis online di tahun 2020 lalu, karena faktor fokus terbagi dan kelelahan fisik.
Namun kali ini, di tahun 2021 yang masih dipenuhi ketidakpastian kapan pandemi corona berakhir, saya berketetapan hati untuk bergiat kembali; merancang komitmen; dan melaksanakan dengan gigih, tekun, dan pantang menyerah demi meraih profit bisnis online yang lebih besar.
Uang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya butuh uang, dan saya berjuang bukan untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga tercinta.
Sebagai dropshipper, saya sudah lumayan berhasil memasarkan beberapa produk custom case. Ketiadaan biaya produksi menyebabkan saya tidak dipusingkan dengan proses pembuatan custom case.Â
Pembeli memesan, transfer uang ke saya, lalu saya mengonfirmasi pemesanan ke supplier dengan mentransfer uang pemesanan custom case. Nanti supplier yang akan mengirimkan produknya ke pembeli. Selisih harga jual menjadi milik saya. Sangat sederhana.
Di tahun ini, ada produk-produk lain yang rencananya akan saya pasarkan juga, karena supplier saya menambah varian produk yang tidak perlu dicetak seperti custom case, custom mug, custom kaos, atau produk-produk custom lainnya.
Di tahun lalu, kebanyakan pesanan berasal dari jaringan offline. Di saluran online, saya belum begitu disiplin dalam mengunggah berbagai gambar di berbagai media sosial yang saya punya. Semoga saya lebih berkomitmen di tahun 2021 ini.
2. Dapat membuat produk digital tentang belajar bahasa Inggris dan bisa menjualnya lewat dunia maya
Sebetulnya sudah lama saya mempunyai keinginan untuk membuat produk digital tentang belajar bahasa Inggris, seperti e-book dan menjualnya lewat dunia maya.
Sayangnya, keinginan tinggal keinginan karena kesibukan, dan juga rasa minder akan kemampuan yang belum seberapa dibandingkan kenalan-kenalan dan para guru bahasa Inggris lainnya yang sudah malang melintang dan centang-perenang di dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Keinginan membuat produk digital ini terbit kembali, karena dua minggu yang lalu, kakak perempuan saya yang berada di Jakarta ingin saya mengajarinya bahasa Inggris secara online.
"Supaya aku bisa bahasa Inggris lebih lagi. Kan materi-materi belajar piano kebanyakan ditulis dalam bahasa Inggris. Kalau aku les sama kamu kan jadi lebih mengerti," Kak Sinta (bukan nama sebenarnya) mengungkapkan alasannya.
Saya mengatakan susah kalau belajar lewat online, seperti lewat WA, Zoom, atau Google Meet. Tidak akan maksimal, begitu kata saya memberi alasan kenapa saya menolak memberikannya les bahasa Inggris secara online.
Momen kedua yang membuat saya tergerak untuk membuat produk digital adalah adanya pesan di inbox akun K saya dari salah seorang kompasianer beberapa hari yang lalu.
Saya tidak perlu menyebutkan nama beliau di sini, yang jelas, beliau ingin belajar bahasa Inggris. Sayangnya, karena beliau tinggal di Lombok, saya tidak mungkin mengajar beliau secara tatap muka, karena saya berdomisili di Samarinda, Kalimantan Timur.
Saya menganjurkan pada beliau untuk mencari guru bahasa Inggris yang berdomisili di Lombok.
Dari dua peristiwa ini, saya melihat kebutuhan warga akan penguasaan keterampilan berbahasa Inggris. Mereka ingin bisa berbahasa Inggris, tapi mempunyai kesulitan menemukan guru yang sesuai dengan kebutuhan mereka, karena terkendala faktor jarak, waktu, dan tidak ada referensi guru bahasa Inggris yang sanggup mengajar mereka.
Saya pikir, sekaranglah saatnya saya harus mewujudkan karya saya, produk digital tentang belajar bahasa Inggris, supaya banyak warga yang terbantu dengan produk digital berupa e-book dan video tutorial.
Dengan adanya produk digital, selain mereka bisa memperolehnya dengan harga beli yang terjangkau, mereka juga bisa belajar dimana saja dan kapan saja disesuaikan dengan waktu lowong mereka.
Selain meninggalkan legacy sebelum berpulang, saya juga bisa mendapat keuntungan dari produk digital yang dijual. Daripada menawarkan ke penerbit mayor atau menerbitkan sendiri lewat penerbit indie dengan hasil penjualan buku yang belum tentu memuaskan, lebih baik menjualnya lewat bentuk digital. Tanpa biaya cetak, stok selalu tersedia, cepat, mudah, tanpa jasa ekspedisi, dan mendapat keuntungan yang lebih besar.
Mudah-mudahan, sesuai perencanaan, pertengahan tahun, di bulan Juli 2021, e-book dan beberapa video tutorial bisa rilis dan dipasarkan. Semoga.
3. Tetap konsisten membagikan satu video gitaran setiap minggu
Terkadang kesibukan membuat jadwal latihan bermain gitar jadi terhalang. Akibatnya penguasaan suatu lagu jadi tidak maksimal.
Saya jadi ragu merekam video permainan gitar, karena hasil latihan tidak memadai. Tapi karena sudah berkomitmen, saya harus mengunggah video ke YouTube. Satu video setiap minggu.Â
Di tahun ini, harapan saya adalah semoga saya tetap konsisten membagikan video gitaran saya setiap minggu. Cukup satu video setiap minggu, karena untuk menguasai satu aransemen gitar tunggal yang sederhana, selama ini satu minggu sudah cukup memadai bagi saya untuk menguasainya. Belum sanggup kalau lebih dari satu aransemen.
Jadi satu video per minggu cukup realistis bagi saya. Saya memilih aransemen yang saya pikir mudah untuk saya kuasai dalam tempo seminggu.
Di bawah ini adalah salah dua diantara berbagai video gitaran saya.
* * *
Demikianlah tiga harapan saya di tahun 2021. Tiga harapan yang akan saya perjuangkan dengan segenap hati dan segenap jiwa di tahun ini.
Semoga saja kita semua tetap semangat menjalani hari-hari yang masih tidak menentu dikarenakan pandemi.
Harapan akan tetap menyalakan api gelora jiwa untuk tetap berjuang dan berkarya demi keluarga dan orang-orang yang kita kasihi.
Tetap berharap dan serahkan harapan kita kepada-Nya, serta lakukan bagian kita semaksimal mungkin untuk mewujudkannya.
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H