Libur telah tiba, libur telah tiba, hore, hore, horeee...
Tak asing dengan lirik  lagu di atas?
Biasanya anak sekolahan sangat suka dengan libur, karena untuk sejenak otak rehat dari setumpuk tugas dan ruwetnya angka-angka dalam soal matematika apabila tak suka dengan mata pelajaran yang satu ini.
Keinginan untuk mengisi liburan akhir tahun dengan bepergian ke luar kota tentu menjadi hasrat terbesar, namun apa daya, pandemi covid-19 masih juga belum mereda.
Ada beberapa pemerintah daerah yang menutup area wisata dengan tujuan supaya masyarakat tidak berbondong-bondong berkerumun di beberapa tempat wisata sehingga covid-19 bisa diredam penyebarannya.
Anak-anak kecewa. Orangtua juga kecewa karena kesempatan untuk refreshing sirna begitu saja.
Meskipun demikian, tinggal di rumah saja selama liburan bukan berarti tidak ada kesan dan makna yang mendalam.Â
Secara pribadi, saya tidak mengalami liburan akhir tahun di luar kota saat masa kecil dulu sampai lulus SMA. Kenapa? Karena keuangan keluarga tidak memungkinkan.
Bisnis ayah bangkrut, sehingga semua aset harus dijual untuk melunasi utang, dan akibatnya, hidup menjadi sulit. Untuk makan sehari-hari saja sudah sukar memenuhi, apalagi untuk pergi liburan keluar kota. Dana dari mana?
Mengisi liburan akhir tahun saat saya masih kecil sampai lulus SMA memang hanya di sekitar rumah, namun bukan berarti tidak berkesan.Â