Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Butuh Ketawa, Bagaimana Mewujudkannya?

26 Desember 2020   22:23 Diperbarui: 26 Desember 2020   22:28 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tertawa(shutterstock via KOMPAS.COM)

Akhir tahun sebentar lagi tiba. 2020 sebentar lagi kita tinggalkan dan 2021 akan kita hadapi.

Pandemi covid-19 menjadikan hidup setiap manusia di muka bumi menjadi nelangsa. Untuk mencari makan saja sudah sulit, apalagi untuk sekadar tersenyum.

Hah, tersenyum? Ya, Anda tidak salah baca. Untuk tersenyum dan melontarkan candaan sederhana sekalipun sukar untuk dilakukan.

Tersenyum saja susah, apalagi tertawa. Membuat orang tertawa sukar dilakukan, apalagi perut orang tersebut dalam keadaan lapar. Bisa-bisa bonyok muka karena ditampar.

Indonesia butuh ketawa. Memang tepat pemilihan tema petasan 2020 di tanggal 26 Desember 2020 ini. Dengan ketawa, imunitas dalam tubuh meningkat. Kesehatan terjaga karena hati gembira. Hati yang gembira adalah obat.

Sayang sekali, saya termasuk tipikal orang melankolis. Cenderung serius, kaku, dan bisa dibilang tidak punya "sense of humor". Saya mungkin dinilai lucu oleh murid-murid SD yang saya didik, namun sebaliknya kalau berhadapan dengan orang dewasa atau yang sepantaran, saya kebanyakan diam dan serius.

Apalagi ditambah dengan adanya pandemi. Sisi finansial terpukul. Bagaimana saya bisa tersenyum? Bagaimana saya bisa ketawa?

Untungnya ada beberapa video YouTube yang bisa menghibur dan membuat saya ketawa. Hiburan yang renyah dan menggelitik serta jauh dari ranah politik yang menjadi pilihan saya.

Salah satunya adalah saat saya menonton sebuah video yang menampilkan seorang laki-laki yang berusia 84 tahun di ajang pencarian bakat America's Got Talent 2014. 

Saya heran kenapa views video tersebut begitu tinggi. Sampai 15 jutaan. Apakah bapak yang bernama Ray Jessel tersebut mempunyai suara yang merdu dan luar biasa?

Waktu menonton dan mendengar lagunya, ternyata memang lagu ciptaannya yang "nakal" sesuai dengan judul video yaitu "Ray Jessel: 84-Year-Old Sings a Naughty Original Song - America's Got Talent 2014".

Kata-kata dalam lagu tersebut sangat lucu dan menceritakan hal-hal yang tidak jauh dari kehidupan.

Saya merasa terhibur setelah menontonnya.

Apa sih lirik yang menggelitik sehingga membuat saya ketawa?

Silakan Anda tonton dan dengarkan lirik lagu dari Ray Jessel.

Ada lagi video yang menarik yaitu seorang anak perempuan berumur lima tahun yang bernama Sophie Fatu. Dia juga seperti Ray Jessel, yaitu mengikuti America's Got Talent tapi empat tahun setelah Ray, yaitu 2018.

Penampilannya yang lucu dan cantik, kata-katanya yang memikat dan sopan, serta pembawaan yang khas anak usia dini membuat saya tak henti tersenyum dan terhibur.

Ada yang lain lagi tentang tiga penyanyi perempuan yang menjadi satu tim dan penampilan mereka tentu saja memikat para laki-laki. Saya pikir, suara mereka akan merdu seperti Raisa atau Isyana. Ternyata? Luar biasa. Di luar perkiraan. Suara mereka wow dan sekaligus lucu, apalagi saat mereka ditanya oleh para juri Asia's Got Talent.

Penghiburan yang sebenarnya berasal dari...

Tak salah mencari hiburan yang membuat hati gembira dan tertawa, tapi penghiburan yang sebenarnya berasal dari Tuhan.

Menyerahkan diri pada Tuhan, berdoa, membaca firman-Nya, menyimpan pesan-Nya di dalam hati, itu semua lebih berdaya guna dibandingkan menikmati hiburan lewat video YouTube atau tayangan acara di televisi.

Indonesia butuh ketawa. Ketawa yang sejati dan kegembiraan yang murni hanya berasal dari Tuhan, bukan dari manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun