pembelajaran tatap muka di bulan Januari 2021 menjadi permasalahan di Indonesia, mendekati waktu yang sebentar lagi tiba.
DilemaBerbagai percakapan menguar di beberapa media, baik cetak maupun elektronik tentang kesiapan sekolah dan lembaga pendidikan dalam menjalankan pembelajaran tatap muka.
Topik perihal ini menjadi salah satu bahasan saat saya menelepon salah seorang kenalan lama, Pak Dani (bukan nama sebenarnya), yang sudah memasuki masa purnatugas sekitar bulan Juli 2020 ini.
Saya menelepon beliau beberapa hari yang lalu. Sekadar menyapa, menanyakan kabar sembari membahas tentang kegiatan-kegiatan yang beliau lakukan di masa pensiun.
“Memancing, mengunjungi keluarga, nonton tv, yah begitulah, Pak,” jawab Pak Dani.
“Oh, baguslah kalau begitu. Jadi tidak di rumah terus. Asal hati-hati, Pak. Tetap jalankan protokol kesehatan kalau di luar rumah,” saya mengingatkan.
Percakapan terus berlanjut, sampai “kalimat sakti” dari beliau keluar.
“Bodoh orangtua kalau menolak Pembelajaran Tatap Muka di bulan Januari 2021" kata Pak Dani dengan lantang.
Sebenarnya kalimat ini bukan baru kali ini beliau ucapkan. Sudah sering kali saat wacana pembelajaran tatap muka mengemuka, beliau selalu mengatakan “orangtua bodoh kalau menolak pembelajaran tatap muka”.
Alasan beliau juga tidak berubah.
“Pertama, Orangtua kelimpungan mendidik plus mengajari anak di rumah.