Harus sabar di negeri +62
Wira-wiri ke sana kemari
Kalau bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah?
Sudah tak asing lagi kan dengan pameo itu?
Mengurus berbagai surat menyita waktu, harus melangkah ke berbagai pintu, dan ujung-ujungnya duit beberapa lembar harus keluar, meskipun peraturan melarang siapa pun untuk menerima suap atau meminta pungutan.
Diperparah lagi dengan dua kasus korupsi terakhir ini membuat kebanyakan warga muak dan hanya bisa mengelus dada, karena sadar diri cuma masyarakat biasa yang tidak punya kuasa apa-apa.
Apabila banyak warga yang tidak menggunakan hak suara, bisa dimaklumi.
Banyak pemimpin yang melalaikan amanah yang rakyat beri.
Harus sabar di negeri +62.
Kita cuma rakyat jelata dalam kategori papa.
Kapankah nasib kita menjadi prioritas para petinggi negeri?
Entahlah.
Mungkin lirik salah satu lagu Ebiet G.Ade bisa menggambarkan ketidakpastian saat ini yaitu, "Tanyalah pada rumput yang bergoyang."
Samarinda, 13 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H