Menulis di smartphone dan laptop menjadi keseharian meskipun minim pembaca di kedua blog tersebut.
Kompasiana menjadi "oasis" bagi saya untuk berbagi manfaat ke banyak orang meskipun keanggotaan menjadi kompasianer bisa dibilang terlambat.
Seandainya saya mengambil keputusan untuk bergabung dan menulis di mari lebih dini...
Ah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, bukan?
Sempat vakum menulis, tapi saat pandemi covid-19, saya rutin kembali menulis di K.
Sayangnya, karena laptop rusak di akhir tahun 2019 lalu dan tidak bisa diperbaiki lagi karena sudah 13 tahun menemani saya, mau tidak mau dan suka tidak suka, terpaksa saya mengetik dan menayangkan tulisan di K melalui smartphone.
Sempat galau karena lambannya menghasilkan tulisan dengan hanya mengandalkan mengetik melalui "ketikan jari di layar smartphone", akhirnya solusi diperoleh dengan menggunakan keyboard fisik yang dihubungkan ke smartphone dengan bantuan kabel USB On-The-Go (OTG)
Dengan bantuan keyboard fisik tadi, komitmen satu hari - satu tulisan bisa tercapai. Tulisan tergantung kondisi, bisa puisi atau tulisan agak sedikit panjang dengan kisaran 500 sampai 1.500 kata sesuai kemampuan.
Seperti yang pernah saya tuliskan, tujuan saya menulis adalah untuk membagikan pengalaman atau apa pun yang mungkin bermanfaat bagi orang lain atau syukur-syukur bisa memecahkan masalah si pembaca.
Selain itu, sebagai guru, menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik harus clear, jelas, sehingga kesalahpahaman atau ketidakmengertian yang dialami peserta didik bisa diminimalisir atau sedapat mungkin tidak ada kata "belum mengerti" atau "belum paham" dari murid.
Puji Tuhan, ada beberapa tulisan saya dan juga puisi yang mendapat apresiasi dari beberapa kompasianer.Â