Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

3 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Memutuskan Menikah

25 November 2020   21:37 Diperbarui: 27 November 2020   01:15 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia tidak mau lagi tinggal di kamar indekos kecil yang panas. Dia meng-ultimatum saya untuk membeli rumah. Bukan ngontrak. Selama belum ada rumah, dia tidak akan kembali.

"Dia trauma kalau mengingat Mawar menggigit kabel listrik di kamar kami saat dia sedang menyetrika baju dan tidak tahu dengan kejadian itu. Untung Mawar tidak apa-apa.

"Sempat kami tinggal di rumah orangtua saya karena ayah dan ibu diboyong ke Samarinda oleh adik saya, Yuli (nama samaran), supaya dia bisa merawat mereka dengan lebih telaten di sana. Tapi sayangnya, ayah dan ibu tidak betah di Samarinda. Mereka minta pulang ke Balikpapan.

"Waktu mereka kembali ke rumah di Balikpapan, ibu jengkel dengan kondisi rumah yang kotor dan tak terawat. Nuri memang malas membersihkan. Karena ketidakcocokan dengan ibu, Nuri mendesak saya untuk mencari rumah kontrakan.

"Tapi saya cuma orang yang kerja serabutan. Pagi sampai siang jadi sopir antar jemput anak sekolah. Siang sampai malam jadi karyawan di studio foto. Gaji tak cukup untuk membayar rumah kontrakan. Untuk makan sehari-hari saja sudah susah memenuhi.

"Nuri mengeluh capek hidup susah. Dia tidak mau tinggal di kamar kos lagi. Dia membawa Mawar ke kampung di pulau Jawa. Setelah sekian tahun saya tidak kaya-kaya juga seperti yang dia mau supaya bisa membeli rumah, dia minta cerai. Dia ingin kawin lagi, tapi saya tidak mau menceraikan..."

Lebih baik mencegah daripada mengobati

Dari pengalaman pedih Rani dan kisah pahit Edwin, kita bisa belajar bahwa toxic relationship tidak perlu terjadi seandainya "dicegah di awal" terlebih dahulu. 

Dalam hal ini, ada 3 (tiga) hal yang perlu dilakukan oleh Anda sebelum ketok palu menentukan pilihan calon pasangan yang tepat sebelum menikah.

Hal #1 - Kenali kebiasaan-kebiasaan calon pasangan
Jangan sampai kejadian seperti Rani terjadi pada Anda, khususnya para perempuan yang suka memasak layaknya chef profesional, tapi makanannya "dilepeh" oleh para suami setelah menikah.

"Sebenarnya saya sudah tahu dia tidak suka dengan beberapa makanan, tapi saya tidak menggali lebih dalam. Setelah menikah, saya baru menyesal, kenapa tidak menelusuri lebih jauh..," sesal Rani.

Anda harus mengenali kebiasaan-kebiasaan calon pasangan dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun