Menyinggung perihal seberapa banyak, menurut saya, ya sebanyak-banyaknya. Dengan banyaknya kosakata yang dipunyai, kita akan dapat berbicara dalam bahasa Inggris tanpa perlu takut kehabisan kata dan tak perlu risau memikirkan kata-kata apa yang harus diucapkan.
Mengenai seberapa sering, saran saya, Anda bisa menghafal sejumlah kosakata yang Anda asumsikan mudah dilakukan dalam sehari. Misalnya, menghafal lima kata baru dalam sehari. Kalau Anda konsisten dalam tujuh hari, 35 kata baru diperoleh. Dalam empat minggu, sekitar 140 kata yang sudah dihafalkan.
Dan ingat, bukan sekadar dihafalkan, tapi kata-kata baru tersebut dipakai dalam kehidupan sehari-hari saat bercakap-cakap dengan anggota keluarga atau teman. Supaya kata-kata baru tersebut tidak berlalu, terlupakan begitu saja.
Sebab Ketiga - Tidak suka membaca dan menulis dalam bahasa Inggris
“Untuk apa belajar membaca dan menulis dalam bahasa Inggris, Pak? Saya kan maunya belajar conversation saja!”
Ini salah kaprahnya kebanyakan masyarakat Indonesia kalau bicara soal bisa berbahasa Inggris. Tidak terbatas pada speaking saja, namun juga reading dan writing. Kenapa? Walaupun speaking-nya lancar, tapi ngalor-ngidul, tidak jelas mana ujung pangkalnya, bagaimana bisa dimengerti oleh lawan bicara.
Saya selalu mengingat petuah seorang penulis dari Inggris, Francis Bacon, yang mengantar saya menjadi seperti sekarang. Petuah beliau yang membentuk saya menjadi seperti sekarang ini.
Apa petuahnya?
Reading makes a full man; Conference a ready man; Writing an exact man
Dalam hal ini, berbicara (conference) tak mungkin ready, jika otak tidak full dengan berbagai kata dari hasil reading.
Berbicara juga bisa membawa musibah, jika diucapkan serampangan. Writing sangat menentukan ketepatan kata yang digunakan dan ketelitian dalam menyampaikan pesan lisan, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Jadi membaca (reading) dan menulis (writing) sangat wajib diterapkan.