Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Akhirnya SIM-ku Sudah Diperpanjang...

28 Agustus 2020   20:12 Diperbarui: 28 Agustus 2020   20:06 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mengurus pajak lima tahunan untuk sepeda motor andalan pada bulan Juli 2020 lalu, di bulan September, tepatnya di awal bulan September 2020, SIM C saya akan berakhir masa berlakunya.

Kalau mengingat masa lampau, lima tahun yang lalu sewaktu mengurus perpanjangan SIM C, tidaklah enak untuk dikenang. 

Seperti halnya mengurus pajak lima tahunan, durasi mengurus perpanjangan SIM, baik A, C, atau yang lainnya tidak cukup hanya satu jam. Paling tidak, butuh dua sampai tiga jam atau bahkan lebih, tergantung jam kedatangan dan banyaknya warga yang ingin mengurus perpanjangan.

Baru kali ini, perpanjangan SIM terjadi di masa pandemi. Waktu lima tahun yang lalu, sekitar 2-3 jam lebih saya harus menunggu dilayani. Apakah sekarang tetap sama atau lebih cepat?

“Bapak minta tolong ke satpam mal. Minta tolong dia daftarkan bapak ke polisinya, jadi bapak dapat nomor antrean awal,” kata Bu Dewi (bukan nama sebenarnya), istri dari Pak Warno (nama samaran), montir sepeda motor, saat saya sedang meminta tolong suaminya untuk memasangkan pelat nomor kendaraan di sepeda motor saya pada bulan Juli 2020 lalu.

“Oh, begitu. Lalu, jam berapa saya bertemu satpam mal itu untuk minta tolong?” tanya saya.

“Jam empat pagi.”

“Hah? Memangnya harus jam empat?” Saya kaget.

“Iya, Pak. Supaya dapat nomor awal.”

“Waduh. Baru kali ini saya dengar yang seperti itu, Bu,” saya geleng-geleng kepala.

“Oya, Pak,” Bu Dewi menambahkan, “Bapak buat aja dulu surat kesehatan di petugas kesehatan di dekat mobil SIM keliling itu.”

“Maksudnya di puskesmas atau poliklinik di dekat situ?”

“Bukan. Di mal itu, dekat mobil SIM, ada petugas kesehatan, jadi kita bisa langsung buat surat kesehatan di situ. Sebaiknya bapak daftar perpanjangan SIM di hari berikutnya. Takutnya, pas dipanggil, bapak masih diperiksa kesehatannya.”

Mendengar info tersebut, saya jadi ragu. Berpikir panjang kali lebar. Yang membuat saya termenung adalah perihal minta tolong satpam mal untuk mendaftar ke petugas polisi di mobil SIM pada jam empat pagi!

Beberapa kali saya melewati Mal Samarinda Square, tapi saya cuma melirik, melihat sepintas mobil SIM keliling sembari lewat. Belum ada niatan untuk memperpanjang SIM C kepunyaan saya, karena masih di awal bulan Agustus 2020.

Namun, mendekati pertengahan bulan Agustus, saya mulai resah dan gelisah, karena masa berlaku SIM C milik saya mulai mendekati akhir, dan juga karena cuaca di Samarinda yang mulai sering hujan. Nyaris setiap hari.

Oleh karena itu, pada hari Jumat lalu, 21 Agustus 2020, jam 08.30 WITA, saya tiba di depan mal Samarinda Square. 

Sebetulnya saya agak curiga dengan kondisi mal yang lengang. Saya tahu, ada kebijakan cuti bersama yang ditetapkan pemerintah pada tanggal tersebut. Samsat tutup. Bank juga tutup pada tanggal tersebut.

Namun karena pada tanggal tersebut saya tidak mempunyai jadwal mengajar, saya memutuskan untuk mencoba peruntungan saya. Ternyata mobil SIM Keliling tidak beroperasi, karena memang cuti bersama, seperti yang diberitakan di Instagram satlantaspolrestasamarinda.

Meskipun begitu, saya jadi tahu kalau ada aplikasi E-SIM Samarinda sehingga bisa daftar lewat daring untuk mendapatkan nomor antrean. Yudhi (nama samaran), salah seorang warga yang juga ketiban sial seperti saya saat itu memberitahu saya perihal aplikasi tersebut.

Pada esok harinya, Sabtu, 22 Agustus 2020, saya hanya bermaksud mengurus surat kesehatan di bagian pengurusan surat tersebut di mal yang bersangkutan juga. Saya mengira akan ada banyak warga yang juga mengurus surat kesehatan. 

Ternyata saat itu, tidak ada yang mengantre untuk mengurus surat kesehatan di situ. Saya rasa, mungkin disebabkan belum banyak warga yang tahu soal keberadaan petugas kesehatan yang diperbantukan oleh Polres untuk memudahkan warga dalam membuat surat kesehatan di dekat mobil SIM Keliling tersebut.

Mempermudah warga dalam membuat surat kesehatan | Dokumentasi Pribadi
Mempermudah warga dalam membuat surat kesehatan | Dokumentasi Pribadi
“Kalau tahu, pasti saya akan mengurus di sini. Lebih cepat,” kata Herry (bukan nama sebenarnya), salah seorang warga yang juga mau mengurus perpanjangan SIM.

Surat kesehatan sudah ada. Saya pun mencoba mendaftar lewat aplikasi E-SIM Samarinda, namun nomor antrean sudah tak tersisa. Mau bertanya pada petugas, saya ragu, karena sudah menunjukkan pukul 09.00 WITA dan lumayan banyak warga yang sedang menunggu nama mereka dipanggil. Rencana saya memang hanya sekadar mengurus surat kesehatan.

Jadi saya memutuskan hari Jumat mendatang (yaitu hari ini), 28 Agustus 2020, saya mengurus perpanjangan SIM C yang mendekati habis masa berlaku di awal September. Kok lama? Karena saya bekerja di tanggal 24 - 27 Agustus 2020, sehingga mau tidak mau, tanggal 28 Agustus 2020 yang saya pilih.

Ternyata…

Hari ini, Jumat, 28 Agustus 2020, saya meluncur dengan sepeda motor andalan pada jam 06.50 WITA. Perjalanan dari rumah ke mobil SIM Keliling yang terletak di Mal Samarinda Square memakan waktu sekitar 10 menit.

Tentu saja, saya terlebih dahulu menyantap sarapan pagi. Supaya ada energi, karena kan tidak tahu berapa lama harus menunggu. Berkas persyaratan seperti fotokopi KTP, foto, surat kesehatan, dan SIM asli sudah siap di dalam tas.

Sebenarnya, rencana awalnya adalah saya tiba di Mal pada jam 07.30 WITA seperti waktu membayar pajak lima tahunan pada bulan Juli 2020. Namun, saya merasa, datang lebih cepat lebih baik. Menunggu sedikit lebih lama tidak masalah. Yang penting mendapat kepastian nomor antrean.

Ternyata, waktu sampai di sana pada jam 07.00 WITA, mobil SIM keliling sudah ready di lokasi dan sudah ada beberapa warga (mungkin sekitar 7-8 orang) yang sedang menunggu giliran dipanggil untuk mengurus perpanjangan SIM.

Ah, untung saya pergi jam tujuh. Kalau setengah delapan, mungkin dapat nomor antrean di atas nomor sepuluh, batin saya.

Meskipun saya mendapat nomor pendaftaran awal yaitu empat, itu tidak menjamin saya akan dilayani sesuai nomor tersebut. Pastinya tidak, karena waktu saya sampai saja sudah ada sekitar 7-8 orang di situ. Gabungan dari daftar langsung dan online. Berarti lewat dari nomor empat. Itu prediksi saya.

Nomor pendaftaran lewat aplikasi E-SIM Samarinda | Dokumentasi Pribadi
Nomor pendaftaran lewat aplikasi E-SIM Samarinda | Dokumentasi Pribadi
Saya pun segera memarkir sepeda motor, melepas helm, cuci tangan di bak cuci yang sudah disediakan, dan menuju ke mobil SIM keliling. Saya bertanya langsung pada bapak polisi yang bertugas. 

Beliau menanyakan kelengkapan berkas seperti yang tertempel di pintu mobil SIM keliling dan spanduk yang juga memuat persyaratan mengurus perpanjangan SIM.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Saya mengeluarkan berkas persyaratan yang diminta dan memberikannya pada pak polisi tersebut. Beliau men-staples semua berkas tersebut, kemudian memberikan map yang berisi formulir yang saya harus isi.

Saya mengisi dengan cepat, lalu saya kembalikan lagi pada petugas.

Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Mungkin perkiraan buka jam operasional layanan mobil SIM keliling adalah pukul 07.30 WITA, saat saya mengambil foto ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Mungkin juga sebelum itu, karena saya tidak melihat jam berapa dimulainya jam operasional.

Bapak polisi memberikan pengarahan di luar mobil sebelum jam operasional dimulai.

Beliau menganjurkan kepada kami, para warga yang mengurus perpanjangan SIM, untuk memakai masker, menjaga jarak antar warga yang mau mengurus perpanjangan SIM, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir di bak cuci yang telah disediakan, dan menyiapkan uang pas untuk membayar biaya perpanjangan SIM.

Biaya perpanjangan SIM tertera di bagian belakang mobil | Dokumentasi Pribadi
Biaya perpanjangan SIM tertera di bagian belakang mobil | Dokumentasi Pribadi
Saya menunggu dengan sabar, sambil sesekali mengambil gambar dari berbagai sudut

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sekitar jam 08.15 WITA (menurut perkiraan saya), nama saya dipanggil. Saya pun bergegas. Masuk ke mobil SIM, kemudian bapak polisi menanyakan nama saya lagi untuk memastikan nama saya sudah sesuai berkas yang masuk. Beliau juga menanyakan golongan darah, tempat tanggal lahir, alamat, dan pekerjaan. 

Bapak polisi berada di depan PC. Layar plastik bening tembus pandang memisahkan antara warga yang mengurus perpanjangan SIM dan sang polisi. Satu asisten membantu memeriksa kelengkapan berkas warga yang masuk.

Kemudian sesi foto dimulai dengan kamera yang sudah ready di depan saya. Setelah foto, saya disuruh membersihkan jari tangan dengan hand sanitizer yang disemprotkan bapak polisi. Setelah itu, saya memberikan sidik jari di fingerprint scanner (semua jari tangan kanan, mulai jempol sampai kelingking)

Bagian terakhir adalah memberikan tanda tangan dengan menggunakan stylus di layar kecil LCD berukuran sekitar 12 X 6 cm

Saya menunggu Bapak Polisi mengeprint SIM sekitar 2 - 3 menit.

Akhirnya selesai. SIM sudah di tangan.

Mohon maaf. Demi keamanan data pribadi, saya blur SIM-nya | Dokumentasi Pribadi
Mohon maaf. Demi keamanan data pribadi, saya blur SIM-nya | Dokumentasi Pribadi
Ternyata, cuma memakan waktu sekitar satu jam dari pukul 07.30 WITA sampai 08.30 WITA. Seandainya saya datangnya lebih awal, mungkin lebih cepat terlayani.

Saran dan masukan buat peningkatan kelancaran proses pengurusan perpanjangan SIM

Saya mengapresiasi kemajuan dari segi durasi yang lebih cepat dan simple-nya formulir yang harus diisi.

Dan alangkah lebih baik lagi kalau semakin ditingkatkan kualitas pelayanan, demi kelancaran proses pengurusan perpanjangan SIM di waktu yang akan datang.

Izinkan saya untuk memberikan tiga masukan:

#1. Menambahkan layar LCD di belakang mobil SIM keliling

Penambahan layar LCD di belakang mobil SIM keliling menurut saya sangat perlu dengan tujuan menampilkan nama warga yang dipanggil. Dengan begitu, meminimalkan kesalahpahaman sewaktu warga mendengar.

#2. Memperbaiki kualitas suara dari pengeras suara

Suara yang keluar dari pengeras suara, menurut saya, sudah cukup keras, tapi sayangnya, tidak begitu jelas dalam pengucapannya. Kiranya bisa diperbaiki kualitas suara yang dihasilkan dari pengeras suara tersebut.

#3. Menggunakan juga metode pembayaran secara digital

Di tengah pandemi covid-19 saat ini, alangkah baiknya kalau kita mengurangi pemakaian uang fisik dalam bertransaksi dan lebih mengedepankan penggunaan metode pembayaran secara digital.

Alangkah baiknya, selain menggunakan uang tunai, bisa juga membayar secara daring, seperti melalui Gopay, OVO, DANA, dan lain sebagainya.

* * *

Bagi Anda yang belum memperpanjang SIM, kiranya tulisan ini bisa membantu dan memberikan informasi meskipun Anda berada di kota yang berbeda.

Semoga pandemi cepat berlalu.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun