Pertama, di dalam kamus, biasanya ada turunan-turunan atau pengembangan kata dari kata dasarnya. Misalnya, kata "book" berarti buku (sebagai noun, kata benda). Biasanya ada contoh dalam kalimat yang menyertai, misalnya "This is a book" - Ini adalah sebuah buku.
Nah, dari "book" ini, biasanya ada pengembangan lebih lanjut, seperti "to book" yang menjadi kata kerja atau verb; "booking", "bookish", dan lain sebagainya.
Biasanya ada beberapa jenis kata di kamus yang lebih dikembangkan.
"Lah, tapi kan di Google Translate juga ada kok turunan-turunan dan pengembangan katanya".
Mungkin kamu berpikiran seperti itu ^_^.
Memang ada turunan dan pengembangan kata di Google Translate, tapi tidak terlalu mendalam pembahasannya.
Kedua, menumbuhkan karakter "berproses" dan kita tidak mudah melupakan kata yang ditemukan di kamus fisik
Jengkelnya kalau anak terbiasa mencari di Google Translate adalah budaya instan. Merasa hidup ini "easy", mudah, tinggal ngomong atau diketik ke Google Translate, beres.
Padahal kalau bicara tentang belajar, tidak lepas dari yang namanya proses. Proses belajar butuh waktu yang tidak sebentar, namun hasilnya nyata. Kata-kata baru lebih awet di ingatan kalau dapatnya dari proses mencari di kamus. Saya sudah membuktikannya.
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa membaca perihal pentingnya kamus dan sedikit tips pengunaannya di tulisan saya terdahulu. Linknya ada di bawah ini.
Baca juga : Nak, Guru Bahasa Inggris Bukan "Kamus Berjalan"