Panas maupun dingin. Terik atau hujan. Aku tetap melaju. Hujan pun kuterjang.
Itulah resiko seorang driver ojek online. Tidak mengenal kata hujan. Menerobos banjir. Demi keluarga yang menunggu di rumah.
Tidak pergi ngojek berarti tidak ada pendapatan. Meskipun ada corona. Kalau tidak ngojek, mau dapat apa?
Derasnya air hujan menerpa. Menusuk kulit wajah. Bagaikan ribuan jarum menimpa. Terasa menusuk sampai ke tulang.Â
Dahaga dan lapar. Aku kesampingkan dua rasa itu. Kuingin secepatnya mengantar orderan ini. Supaya bisa segera mengambil orderan berikut.
Kuingat anakku di rumah. Masih lucu-lucunya. Untuk dia dan istri. Untuk merekalah, aku berjuang.
Melaju demi keluarga. Itulah yang kulakukan saat ini. Aku tak menghiraukan diriku. Yang penting, keluarga bisa sejahtera dan bahagia.
Samarinda, 13 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H