"Kamu kan cuma nongkrong aja. Gak ngapa-ngapain."
Dimas (bukan nama sebenarnya) jengkel dengan perkataan kakaknya, Dinda (nama samaran).
"Padahal saya itu lagi nulis artikel untuk Kompasiana. Bukan lagi main game online," Dimas mengeluh pada saya.
"Sabar. Beritahu kakakmu nanti kalau kamu gak suka main game online, tapi suka nulis artikel di hape," Saya berusaha menyabarkan.
Konotasi megang smartphone dalam benak kebanyakan orang identik dengan kegiatan unproductive. Mayoritas pandangan adalah bahwa smartphone "hanya" untuk kegiatan selingan seperti membaca status lini masa di medsos sampai main game online.
Sangat jarang orang yang beranggapan kalau smartphone bisa digunakan untuk "kerja".
Kenapa jangan "negative thinking" dulu
Jangan "negative thinking" dulu saat melihat orang sibuk dengan smartphone, karena ada tiga kemungkinan untuk itu.
Kemungkinan #1 - Bisa saja orang tersebut sedang menulis konten untuk blognya
Nah, seperti kasus Dimas di atas, menulis di smartphone sudah sangat bisa dan normal dilakukan, meskipun memang tidak secepat mengetik di laptop atau pc.
Mengetik di smartphone sering disalahartikan sebagai main game atau menulis status alay di medsos.
Padahal, bisa saja orang tersebut menulis sebuah artikel, konten untuk blognya atau untuk diikutsertakan dalam kompetisi blog.