Saya tak tahu berapa lama Tuhan memberi kesempatan pada saya untuk hidup di dunia ini. Saya juga tak tahu sampai kapan tangan dan jari masih lengkap.
Ada beberapa teman yang mengalami kecelakaan dan tangan atau kaki terpaksa harus diamputasi karena sudah tak bisa diselamatkan.
Ada juga beberapa teman yang sebenarnya lebih hebat main gitarnya dibanding saya, namun mereka sudah berpulang lebih dahulu tanpa sempat meninggalkan kenang-kenangan berupa video gitaran mereka.
Mumpung masih ada tangan dan jari ini, saya ingin berkarya sebanyak-banyaknya.
Selama masih hidup, saya ingin meninggalkan "jejak" di bumi ini.
Sampai lupa waktu...
Untung ada Silent Guitar dari Yamaha (SLG110N), saya bisa berlatih kapan saja.
Paling tidak, malam hari, sekitar 30 menit latihan dari jam 10 sampai 10.30, cukuplah. Atau di saat dini hari dari jam 4 sampai 04.30. Tapi tak mungkin saya lakukan itu. Nantinya rumah bisa ditimpuk batu sama tetangga ^_^.
Sempat saya berkeinginan untuk membeli gitar listrik. Untungnya, saya bertanya terlebih dahulu lewat Facebook kepada Bapak Jubing Kristianto, salah seorang gitaris Fingerstyle dan juga guru gitar klasik (Anda bisa googling untuk mengetahui siapa beliau ^_^).
"Jangan beli elektrik. Beli saja silent guitar Yamaha SLG 100. Tidak perlu pake ampli karena earphone bisa langsung dipasang ke gitarnya. Gitar elektrik lebih cocok untuk mereka yang mau ngeband," jawab Pak Jubing.
Saya pun meminta tolong saudara saya yang kebetulan berprofesi sebagai guru piano di Jakarta. Dapat diskon karena yang beli guru di yayasan musik tersebut ^_^.