Saran saya, Pak Robby dan para pengamat pendidikan terjun langsung ke sekolah-sekolah dari Sabang sampai Merauke, sehingga bisa mengetahui kondisi sekolah-sekolah yang sebenarnya. Jangan hanya mengandalkan data-data dari luar atau dari "kata orang, saudara, atau handai tolan".
Sisi #2 - Kurikulum
Gagal Merencanakan berarti Merencanakan untuk Gagal atau dalam bahasa Inggrisnya fail to plan is plan to fail. Ibarat Pep Guardiola sewaktu menjadi pelatih klub Barcelona mentransfer taktik tiki-taka yang membawa Messi dan kawan-kawan meraih segebung gelar juara.Â
Taktik di dunia pendidikan adalah Kurikulum.
Sayangnya, Pak Robby tidak membahas soal kurikulum. Entah beliau paham soal itu atau tidak. Yang jelas, kalau kurikulum sebagai "rencana" untuk membawa dunia pendidikan ke arah yang lebih baik saja tidak terang benderang, bagaimana guru bisa menjalankan?
Anda tahu apa kepanjangan KTSP dan KURTILAS?
KTSP, yang sejatinya kependekan dari "Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan", tapi beberapa teman guru menyebutnya "Kurikulum Tidak Siap Pakai"Â
KURTILAS, istilah dari Kurikulum 2013, namun.beberapa teman guru menjuluki "Kurikulum Tidak Jelas".
"Memang, tidak ada yang sempurna di dunia ini, tapi paling tidak, jangan sampai menimbulkan kebingungan. Kelihatan cantik di atas kertas, tapi dalam praktiknya, tidak jelas dan tidak masuk akal," kata Pak Budi (bukan nama sebenarnya), salah seorang teman guru yang mengomentari kurikulum-kurikulum yang pernah ada dan yang juga saat ini sedang dilaksanakan.Â
Kurikulum, perlu Pak Robby dan para pengamat pendidikan kaji. Itulah tujuan pendidikan. Apakah sudah jelas arahnya kemana? Karena para guru menjalankan tugas sesuai kurikulum.Â
Sisi #3 - Orangtua murid dan lingkungannya
Sepakbola adalah kerja tim. Begitu juga dengan dunia pendidikan. Guru tidak bisa berjuang sendiri dalam mendidik peserta didik.