Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wahai Para Anak, Hargailah Jerih Lelah Orangtua yang Sudah Memasak untuk Kalian!

10 Mei 2020   21:57 Diperbarui: 11 Mei 2020   04:29 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sekarang, justru bisa diskusi setiap hari. Di masa pandemi covid-19 dimana anjuran #workfromhome dan #studyathome, anak-anak otomatis ada di rumah di sepanjang waktu. Jadi makanan pun perlu disesuaikan supaya anak betah di rumah dan tidak tergoda dengan makanan di luar rumah. 

Menentukan menu makanan untuk esok hari memang tidak mudah. Anak biasanya menyukai makanan yang mungkin dari segi rasa enak di lidah, namun belum tentu bergizi.

Di sinilah peran orangtua untuk mendidik anak, meyakinkan anak akan pentingnya gizi seimbang yang sesuai dengan komposisi empat sehat lima sempurna. Dengan begitu, anak akan mengerti pentingnya memilah mana makanan yang mempunyai gizi yang memadai dan baik untuk dikonsumsi dan mana yang tidak. 

2. Ajak anak saat berbelanja di pasar atau tukang sayur di dekat rumah; atau Anda dan anak memesan bahan makanan dengan menggunakan jasa layanan antar

Ilustrasi pasar tradisional (Sumber : pixabay.com/yazidnasuha)
Ilustrasi pasar tradisional (Sumber : pixabay.com/yazidnasuha)
Kalau sudah sepakat dengan menu, esok pagi, orangtua sebaiknya mengajak anak untuk berbelanja bersama di pasar atau tukang sayur di dekat rumah. 

Tujuannya adalah agar anak tahu betapa tidak mudahnya untuk memilih bahan makanan untuk dimasak nanti. Selain itu, juga mendidik anak tentang profesi penjual di pasar, betapa mereka berjuang di tengah ketidakpastian dagangan laku atau tidak. 

Anak juga jadi tahu harga berbagai bahan makanan, seperti ayam, ikan, sayur, dan lain-lain. Dengan begitu, mereka akan lebih memahami kalau setiap bahan itu mempunyai "harga", sehingga kalau mereka menginginkan sesuatu, harus memikirkan apakah uang orangtua tidak terkuras untuk membeli bahan tertentu, seperti kepiting di awal tulisan ini. Masa setiap hari beli kepiting terus! Bisa tekor!

Tapi karena sekarang ada pandemi covid-19, orangtua dan anak sebaiknya menggunakan jasa layanan antar, seperti menggunakan jasa ojek online atau jasa layanan antar belanjaan dari penjualnya langsung. 

Perlihatkan pada anak cara memesan bahan makanan lewat aplikasi dan tunjukkan harga setiap bahan. Dengan begitu, anak bisa mengetahui harga setiap bahan dan total pengeluaran, jadi mereka lebih menghargai setiap rupiah yang keluar dan lebih menghargai makanan di hadapan kalau mereka mempunyai pemikiran untuk membuang makanan yang tidak mereka suka. 

3. Libatkan anak dalam proses memasak

Ilustrasi ibu dan anak yang memasak bersama.(Dok. ThinkStock/MIXA next via Kompas.com)
Ilustrasi ibu dan anak yang memasak bersama.(Dok. ThinkStock/MIXA next via Kompas.com)
Mungkin untuk anak usia dini, orangtua cukup memberikan tugas yang ringan terlebih dahulu, seperti mencuci sayur, memberi garam dan gula ke masakan yang sedang diolah sesuai arahan orangtua, mengaduk masakan dengan tetap ada pengawasan dari orangtua, dan lain sebagainya. 

Tujuannya adalah supaya anak mengalami langsung proses memasak, bukan hanya sekadar melihat hasil akhirnya saja dalam bentuk masakan dan tinggal menyantap.

Anak akan lebih menghargai orangtua karena mereka terlibat dalam memasak. Memasak itu butuh waktu, proses yang cukup lama untuk meracik dan mengolah berbagai bahan sehingga menjadi masakan yang lezat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun