"Aku gak mau makan! Gak suka!"
"Aku mau kepiting besok ya, Ma. Gak mau yang lain."
"Aku kan gak minta kepiting lagi. Minggu lalu kan sudah."
Pernahkah Anda mendengar kalimat-kalimat seperti di atas dari putra-putri tercinta?Â
Saya yakin, pasti pernah, meskipun jenis makanannya mungkin berbeda.
Melihat kondisi sekarang ini, mengamati anak-anak zaman now, membuat saya geleng-geleng kepala.Â
Sangatlah sukar menemukan anak yang sopan, rajin, taat beribadah di masa teknologi canggih sekarang ini. Ada anak yang sopan, rajin, dan taat beribadah, tapi tidak banyak persentase-nya kalau menurut saya.
Kebanyakan ya kurang sopan (kalau mengatakan kurang ajar, sepertinya kurang elok), malas (pada umumnya mager, lebih suka rebahan sambil main game online), dan malas beribadah.Â
Siapa yang salah dalam hal ini? Orangtua, sekolah, lingkungan, atau siapa?Â
Agak sukar menentukan, karena setiap anak memiliki latar belakang keluarga, sekolah, dan lingkungan yang berbeda-beda. Tidak bisa disamaratakan. Tidak bisa dipukul rata sama semua.
Dalam hal ini, kita tidak akan membahas tentang salah-benar dalam mendidik anak dan bagaimana memecahkannya.Â
Yang menjadi keprihatinan saya (dan mungkin juga keprihatinan dari mayoritas orangtua adalah kebanyakan anak tidak menghargai orangtua yang sudah berjerih lelah memasak untuk anak.Â