Pernyataan dia ini seingat saya terjadi tahun lalu. Tanggal pastinya saya sudah tidak ingat.
Waktu itu, saya langsung membantah, "Harus tetap dipersiapkan dengan baik, karena SD itu fondasi. Seperti membangun rumah. Harus kokoh dasarnya. Kalau menganggap remeh, bisa bahaya."
Saya tidak tahu, apakah opini dia tetap sama saat ini atau tidak.Â
Justru dasar itu yang tersulit. Yang menganggap gampang biasanya tidak pernah terjun langsung ke PAUD, TK, atau SD. Selama ini, kebanyakan orang yang beranggapan "gampang" tadi memang tidak pernah berkecimpung di dalam dunia pendidikan anak usia dini.
Orangtua dalam hal ini perlu belajar juga. Belajar pelajaran sekolah anak; dan ikut membantu mencarikan jawaban pertanyaan di buku dan smartphone. Membantu, bukan memberikan jawaban.Â
Jangan malah orangtua nonton tv atau sibuk dengan smartphone mereka sendiri. Mendampingi, tapi tidak terlibat secara aktif ya untuk apa ada di sebelah anak.Â
Dengan ikut belajar juga, orangtua jadi lebih memahami kesulitan guru sewaktu mengajar anak di sekolah dan kesukaran anak dalam memahami materi pelajaran.Â
3. Lebih mengarahkan anak untuk belajar dari buku atau bahan belajar fisik saat pagi dan siang hari
"Nah, bagaimana dengan kami yang sama-sama kerja, Pak?"
Pertanyaan ini tercetus dari Bu Dinda (bukan nama sebenarnya), salah satu orangtua murid yang mengeluhkan ketiadaan waktu untuk menemani anak belajar di saat sekarang ini.
Sebenarnya tidak masalah. Anda bisa mendampingi anak belajar saat malam hari. Namun, untuk di pagi dan siang hari, lebih baik Anda mengarahkan anak untuk belajar dari buku atau bahan belajar fisik lainnya. Adanya smartphone tanpa pengawasan akan berakibat anak tidak akan belajar, tapi main game online atau nonton video YouTube.Â
Saya bisa bilang seperti itu, karena saya melihat langsung hal tersebut terjadi pada kebanyakan anak-anak yang sendirian di rumah tanpa kehadiran kedua orangtua yang bekerja.